Sabtu, 26 Oktober 2013

TUGAS BI (DIKSI)



Cinta Dan Persahabatan
Mampukah kita membayangkan persahabatan tanpa cinta ?
Persahabatan dan cinta adalah teman terbaik. Karena dimana ada cinta, persahabatan selalu ada di sampingnya. Dan dimana persahabatan berada, cinta selalu tersenyum ceria dan tidak pernah meninggalkan persahabatan.
Pada suatu hari persahabatan mulai berpikir bahwa cinta telah membuat dirinya tidak mendapat perhatian lagi karena persahabatan mengganggap cinta lebih menarik dari pada dirinya.
Hmm… seandainya tidak ada cinta mungkin aku lebih terkenal, dan lebih banyak orang memberi perhatian kepadaku begitu pikir persahabatan. Sejak hari itu persahabatan memusuhi cinta. Ketika cinta mulai bermain bersama persahabatan selalu seperti akan menjauhi cinta. Apabla cinta bertanya kenapa persahabatan menjauhi dirinya, persahabatan hanya memalingkan wajah dan menghindar meninggalkan cinta.
Kesedihan pun menghampiri cinta dan cinta tidak sanggup menahan air matanya lalu menangis tersedu-sedu. Kesedihan hanya termangu memandang cinta yang kehilangan teman baiknya.
Beberapa hari tanpa cinta, persahabatan mulai bergaul dengan kecewa, putus asa, kemarahan dan kebencian. Persahabatan mulai kehilangan sifat manisnya, dan orang-orang mulai tidak menyukai persahabatan. Persahabatan mulai dijauhi dan tidak disukai lagi. Walaupun persahabatan cantik, tetapi sifatnya mulai memuakkan. Persahabatan menyadari dirinya bahwa tidak lagi di sukai lantaran banyak orang yang menjauhi dirinya, persahabatan mulai menyesali keadaannya, dan saat itulah kesedihan melihat persahabatan. Lalu menyampaikan kepada cinta bahwa persahabatan dalam kedukaan.
Dengan segera cinta berlari dan menghampiri persahabatan. Saat persahabatan melihat cinta menghampiri dirinya, dengan air mata yg berlinang persahabatan pun meluapkan seribu penyesalannya meninggalkan cinta. Akhirnya, persahabatan dan cinta kembali menjadi teman baik, persahabatan kembali menjadi pribadi yang menyenangkan dan cinta pun kembali tersenyum ceria. Semua orang akhirnya melihat kedua teman baik itu sebagai berkat dan anugrah dalam kehidupan.Moral,
Mampukah persahabatan tanpa cinta?
Mampukah cinta tanpa persahabatan??
Sering kali kita temui banyak orang memisahkan persahabatan dan cinta karena mereka berpikir “kalau persahabatan sudah diselami dengan cinta, pasti akan menjadi sulit.” Terutama bagi mereka yg menjalin persahabatan antara lelaki dan wanita. Persahabatan merupakan bentuk hubungan yg indah antara manusia, di mana cinta hadir untuk memberikan senyumnya dan mewarnai persahabatan. Tanpa cinta, persahabatan mungkin akan di isi dengan kecewa,benci, marah, egois dan berbagai hal yg membuat persahabatan tidak lagi indah.
Berhentilah membuat batas antara cinta dan persahabatan, biarkanlah mereka tetap menjadi teman baik, yang harus di luruskan adalah cinta bukanlah perusak persahabatan. Cinta memperindah persahabatan kita. Sering kali cinta cuma dijadikan kambing hitam sebagai perusak sebuah persahabatan. Salah besar!! seharusnya dengan adanya cinta, persahabatan akan semakin menyenangkan.
Teman-teman yang sedang mengalami goncangan dalam persahabatan, jangan salahkan cinta! tetapi cobalah perbaiki persahabatanmu dengan cinta, karena cinta akan menutupi segala kesalahan, mengampuni dengan mudah dan membuat sesuatu yg tidak mungkin menjadi mungkin.
Teman-teman yg belum mengerti arti persahabatan, cobalah memulai sebuah persahabatan. Karena dengan persahabatan kalian akan semakin dewasa, tidak egois dan belajar untuk mengerti. bahwa segala sesuatu tidak selalu terjadi dengan keinginan kita.
Teman-teman yang sedang kecewa dengan persahabatan, renungkanlah. Apakah saya sudah menjalani persahabatan dengan benar dan cobalah memahami arti persahabatan buat hidupmu. Keinginan, semangat, pengertian, kematangan, kelemahlembutan dan segala hal yg baik akan kita temui dalam persahabatan.

ANALISA
SINONIM
1.Melihat : Menganggap
2.Baik : Bagus
3.Senang : Gembira
ANTONIM
1.Baik : Jelek
2.Cinta : Benci
3.Teman : Musuh
HOMONIM
1.Manis : Tidak pahit
   Manis : Cantik,Enak Dilihat
KONOTASI
Seringkali cinta Cuma dijadikan kambing hitam sebagai perusak sebuah persahabatan


Jumat, 11 Oktober 2013

jurnal perilaku konsumen



BAB I
PENDAHULUAN
PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK MIE INSTAN ( INDOMIE DAN SEDAP)
1.1 Latar Belakang Masalah
Pada dasarnya produk Mie Instan diketahui adalah salah satu produk makanan cepat saji yang semakin lama semakin banyak digemari oleh masyarakat khalayak luas . karena proses pembuatannya yang mudah membuat masyarakat tidak perlu susah payah membuatnya, Produk ini pun biasa dikonsumsi dengan harga yang relative terjangkau mudah didapatkan dan sifatnya tahan lama.
Produk ini pun bisa dibeli dari kalangan bawah sampai menengah atas,dan produk yang dikeluarkan mie instan ini pun tentunya beragam, dari segi kemasan serta peningkatan kualitasnya pun pasti berbeda.dengan semakin banyaknya merk mie instan yang ada dipasaran berarti menmberikan keleluasan bagi konsumen untuk memilih merk yang sesuai dengan keinginannya, oleh karena itu sangat perlu bagi perusahaan untuk menganalisis perilaku konsumen mie instan untuk mengetahui pola pembeliannya, dengan banyaknya merk mie instan yang ada dipasaran akan mendorong perusahaan bersaing mendapatkan calon konsumen melalui berbagai strategi yang tepat. Misalnya mengubah kemasan yang menarik ,warna, aroma, promosi dan harga.
Minat beli adalah tahap kecenderungan responden untuk bertindak sebelum keputusan membeli benar-benar dilaksanakan. Terdapat perbedaan antara pembelian aktual dan minat pembelian ulang. Bila pembelian aktual adalah pembelian yang benar-benar dilakukan oleh konsumen, maka minat pembelian ulang adalah niat untuk melakukan pembelian kembali pada kesempatan mendatang (Kinnear & Taylor, 1995).
Menurut Assael (1995) keinginan untuk membeli merupakan tendensi konsumen untuk membeli suatu produk. Pengukuran keinginan untuk membeli tersebut merupakan suatu hal yang penting dalam pengembangan strategi pemasaran. Para pemasar biasanya mencoba coba elemen dari bantuan pemasaran mana yang menentukan atau berpengaruh pada konsumen untuk membeli produk. Selain itu perlu diperhatikan bahwa keputusan untuk membeli suatu produk dipengaruhi oleh dua hal yaitu sikap dan pendirian orang lain dan faktor situasi yang tidak diantisipasi. Sampai dimana pengaruh orang lain tersebut terhadap minat membeli konsumen ditentukan oleh intensitas dari pendirian negatif orang lain terhadap alternatif yang disuka konsumen, dan motivasi konsumen untuk menuruti orang lain. Sedangkan pengaruh faktor situasi yang diantisipasi terhadap minat membeli konsumen didasarkan pada faktor-faktor seperti pendapatan
keluarga yang diharapkan, dan melihat produk yang diharapkan.Produsen pun harus lebih jauh lagi dalam mendistribusikan produknya kepasar konsumen berusaha agar produknya dapat diterima sesuai dengan apa yang diinginkan oleh konsumen .di era munculnya puluhan merk dalam kategori satu barang, memberikan kemungkinan bagi konsumen untuk melakukan pindah merk dengan mudah, sebagai contoh merk mie instan yang semula yang dikuasai oleh beberapa merk kuat, kini dengan cepat bermunculan merk – merk baru dengan harga yang lebih murah dan dipromosikan dengan gencar. Di layar televisi bisa disaksikan beberapa banyaknya merk – merk baru yang mencoba masuk pasar yang sebenarnya merk tersebut telah dikuasai oleh merk – merk kuat.dalam hal bisnis seperti itu memang tidak bisa dihindari. Yang paling praktis dan disukai daripada sereal. Dari segi citarasa pun , mie instan mudah diterima semua golongan. Melihat kesuksean dari produk Mie instan Indomie .
Produsen yang ingin membuat produk agar produknya disukai oleh konsumen adalah sama dengan produk Mie instan hanya saja produsen tersebut harus pintar pintarnya memeberikan warna yang baru, produk tersebut adalah Produk Mie Instan dengan Merk SEDAP. Mie sedap ini adalah merk Mie instan popular kedua dibawah produk dari Indomie yang diproduksi oleh Wingsfood , diluncurkan pada tahun 2003, selain itu Mie sedap juga dijual keluar negeri , antara lain Malaysia. Pada tahun 2008 mie sedap meluncurkan kemasan baru dengan formula baru yang diperkaya 7 vitamin, dan pada tahun 2009 mie sedap meluncurkan rasa barunya. Mula-mula persaingan hanya sebatas beradu iklan tetapi lama kelamaan menjadi persaingan penjualan produk di pasaran.
Pada dua periode sekitar tahun 2003 – 2004 selalu terjagag baik dibenak konsumen mendapatkan tantanngan pada kurun waktu 2005 – 2007 pada saat mie sedap menguasai pasar konsumen mie instan di Indonesia.PT Indofood tidak bisa diam terlalu lama melihat agresivitas digelar demi mempertahankan panga pasar sekaligus gelar sang pemimpin, Enam tahun lalu Indofood masih menjadi penguasa mutlak pasar mie instan di Indonesia.kemudian Wingsfood dengan produk mie Sedap nya makin agresif memainkan kombinasi kampanye terintegrasidi tahun 2005 – 2006 . tidak hanya diatas garis yang diperkuat, belanja iklannya pun diperkuat menjadi hamper 80 % tidak kalah hebohnya dan atraktif. Hal ini bertujuan untuk mendongkrak mie sedap dimata konsumen di Indonesia.
Penelitian Spears & Singh (2004) mendapatkan kesimpulan bahwa sikap terhadap iklan berpengaruh langsung terhadap sikap terhadap merek yang akhirnya mempengaruhi minat beli konsumen. Penelitian Biehal et al., 1992; Brown & Stayman, 1992; MacKenzie et al. 1986 menunjukkan adanya hubungan positif antara sikap pada iklan terhadap brand awareness. Sedangkan hasil penelitian dari Teng; Laroche; & Zhu (2007) pembuat iklan juga harus memikirkan adanya brand awareness, karena menurutnya brand awareness dapat mempengaruhi sikap terhadap merek. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Peyrot dan Van Doren (1994), disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif antara sikap terhadap merek terhadap minat beli ulang konsumen.
Dari uraian tersebut diatas penelitian ini dinamakan adalah Pengaruh Bauran Pemasaran terhadap keputusan Pembelian Produk Mie instan dengan merk Mie Sedap dan Indomie.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan konsumen pembelian produk Mie Instan dengan merek Mie Sedap dan Indomie ?
2. Bagaimana pengaruh sikap terhadap iklan merek pada konsumen mi instan Indomie dan Sedap ?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk menganalisis pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan konsumen pembelian produk Mie instan dengan merek Mie Sedap dan Indomie.
2. Untuk menganalisis pengaruh sikap terhadap iklan merek pada konsumen Mie instan Indomie dan Sedap.
1.4 Hipotesis
Adanya banyak persaingan merek produk dalam satu produk yang sama guna untuk menarik minat konsumen dengan berbagai strategi untuk dapat memasarkan ke pasaran. Dan bersaing secara sehat pada masing masing produsen untuk mendapatkan keuntungan secara optimal pada produk yang dipasarkannya.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pemasaran
Pemasaran merupakan proses penyusunan komunikasi terpadu untuk memberikan informasi mengenai barang dan jasa dengan maksud untuk memenuhi kebutuhan manusia, dimana kedua produk mie instan tersebut bisa memasarkan produknya ke pasaran dengan strategi masing masing pihak untuk dapat menarik minta konsumen.
Pemasaran dimulai dengan pemenuhan kebutuhan manusia yang kemudian tumbuh menjadi keinginan manusia , contoh : seorang manusia yang membutuhkan mie instan dalam memenuhi kebutuhan laparnya, maka ia akan niat membeli ke warung terdekat untuk mendapatkan produk yang dicari. Proses dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan manusia inilah yang menjadi konsep pemasaran. Mulai dari pemenuhan produk, harga , tempat dan promosi seperti yang akan kita bahas nanti pada konsep bauran pemasaran ini, pemasar harus mempunyai konsep dan prinsip agar kegiatan pemasarannyadapat tercapai sesuai dengan kebutuhan dan keinginan manusia terutama pihak konsumen yang dituju.
2.2 Bauran Pemasaran
Bauran pemasaran merupakan kelompok kiat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai sasaran pemasarannya dalam pasar sasaran, dimana kelompok – kelompok tersebut terdiri dari Produk , price, promotion, dan place. Yang sering kita kenal dengan 4P.
2.2.1 Product (Produk).
Produk merupakan sebuah barang yang ditunjukan kepada konsumen melalui pemuasan kebutuhan dan keinginan pelanggan. Produk disini bisa berupa apa saja (baik yang berwujud fisik maupun tidak) yang dapat ditawarkan kepada pelanggan potensial untuk.memenuhi kebutuhan dan keinginan tertentu. Produk merupakan semua yang ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, diperoleh dan digunakan atau dikonsumsi untuk dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan yang berupa fisik, jasa, orang, organisasi dan ide.
Para produsen dari masing masing yang menjual produk Mie instan tersebut harus bisa bersaing, untuk bisa menarik perhatian pelanggan. Bagaimana pun caranya produk tersebut bisa laku keras pada pemasaran. Produk yang dibuat oleh produsen tersebut tidak boleh sembarangan, produk tersebut harus diteliti dan diujicoba pada laboratorium yang membuat lebel halal pada kemasan mie tersebut.
Produsen harus tau keinginan para konsumennya, produk mana yang paling diminati oleh konsumen tersebut. Kemungkinan besar penjual harus bisa membuat produk itu menjadi produk yang berwarna, dengan merubah kemasan , kualitas dan kuantitasnya, guna ingin mendapatkan keuntungan yang optimal.
2.2.2 Price (Harga)
Price merupakan besarnya rupiah yang harus dikeluarkan seorang konsumen untuk memperoleh satu buah produk dan hendaknya harga akan dapat terjangkau oleh konsumen.
Seperti yang kita tahu bahwa produk mie instan itu harganya sangat terjangkau dan mudah dibeli dimana saja, otomatis perusahaan perusahaan mie instan dengan merek mie sedap dan indomie tersebut harus bisa membuat harga yang seoptimal mungkin untuk menarik pelanggan agar produknya bisa laku keras, kemungkinan yang kita tahu bahwa harga produk mie sedap lebih murah dibandingkan dengan produk mie Indomie, kenapa ? ada beberapa yang menjadi alasan tentang perbedaan harga tersebut. Konsumen lebih suka dengan Indomie karena mungkin rasa bumbu dan mie nya itu pas dengan seleranya, walaupun harganya agak sedikit lebih mahal dengan produk mie Sedap, kemasan indomie juga lebih menarik dibandingkan dengan produk mie sedap. Disarankan bahwa harga tersebut pun sangat mempengaruhi dari nilai produk itu sendiri, jadi jangan harga murah rasapun tidak begitu enak juga (itu jangan) lebih baik harga murah , rasa pas dan minat konsumen pun banyak.karena perusaahaan yang seperti ini tidak begitu mengandalkan keuntungan yang besar, melainkan banyaknya konsumen yang membeli produk itu dengan selera masing masing.
2.2.3 Promotion (Promosi)
Promotion merupakan menggambarkan berbagai macam cara yang ditempuh perusahaan dalam rangka menjual produk ke konsumen . Bauran promosi tersebut meliputi berbagai metode, yaitu Iklan, Promosi Penjualan, Penjualan Tatap Muka dan Hubungan Masyarakat.
Produk mie instan dengan merek Indomie dan Sedap harus bisa mempromosikan barangnya kepada konsumen , Banyak cara untuk bisa menjual produknya itu keberbagai sumber dengan cara memasarkan ke iklan – iklan, promosi dan lain sebagainya. Cara pembelian produk dengan system buy five get one itu juga sudah bisa menari konsumen untuk melakukan pembelian tersebut.jadi penjual harus berusaha sekeras mungkin untuk dapat memasarkan produknya .
2.2.4 Saluran Distribusi (Place)
Place merupakan keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses terhadap jasa bagi para pelanggan. Tempat dimana produk tersedia dalam sejumlah saluran distribusi dan outlet yang memungkinkan konsumen dapat dengan mudah memperoleh suatu produk.
Produk dari kedua diatas harus tahu mana tempat yang bisa digunakan untuk menjual produknya tersebut , mencari tempat yang letaknya strategis dan mempermudah akses penjualan sangat penting dilakukan. Tetapi biasanya produk kedua mie instan tersebut sering kita lihat dijual diberbagai supermarket kesayangan kita. Jadi kalau memang kurang cukup untuk menjual produknya , ya diharapkan untuk membuka atau mencari tempat lain dan yang bisa dikunjungi oleh para konsumen untuk membeli produknya.
2.3 Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian adalah bagaimana seorang konsumen memutuskan untuk mendapatkan produknya sesuai dengan harapan yang diinginkan .pastinya pembeli tahu mana rasa, kemasan, produk yang menarik dari kedua jenis produk tersebut yang sesuai dengan selera konsumen.maka dari itu kedua produk mie tersebut harus bisa menarik minat konsumen agar keputusan pembelian jatuh pada produk yang diinginkan penjual mie tersebut.
Produk, harga , promosi, dan distribusi sangat berpengaruh terhadap keputusan pembelian, karena konsumen selalu melihat produk tersebut dari keempat bauran tersebut. Jika salah satu kurang diminati konsumen, maka produk tersebut tidak akan dipilih oleh konsumen, jadi produsen harus sangat teliti untuk membuat produk tersebut agar dapat diminati konsumen.
2.4 Penelitian sebelumnya
no peneliti variabel hasil
1 Dyah kurniati 2009 Produk, harga, promosi, distribusi dengan keputusan pembelian Produk, harga yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian .
2 google
2.5 Kerangka Pemikiran
Hipotesis
Ada pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian produk mie instan, dimulai dari jenis produknya, harga, kemasan , dan kualitasnya. Produsen sekarang haru lebih gesit lagi untuk dapat mengembangkan produknya, agar produsen lain tidak bisa menyusul kegiatan yang kita lakukan untuk memasarkan produk yang kita buat.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian yang dipilih dalam penelitian ini adalah para konsumen mi instan merek Indomie dan sedap yang ada disekitar masyarakat sekitar dengan permasalahan yang dihadapi.
3.2 Populasi dan Sampel
3.2.1 Populasi
Populasi merupakan kumpulan individu atau obyek yang memiliki kualitas serta ciri-ciri yang telah ditetapkan. Berdasarkan kualitas dan ciri-ciri tersebut, populasi dapat diartikan sebagai kumpulan elemen yang dapat digunakan untuk membuat beberapa kesimpulan. Populasi pada penelitian ini adalah konsumen mi instan merek Indomie dan sedap. Jumlah populasi sangat banyak dan tidak diketahui secara angka pasti. keseluruhan dari produk produk mie instan yang akan dijual kepasaran dengan menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungannya antara satu variable dengan variabel lainnya atau dengan kata lain melihat hubungan antara variable bebas (sikap terhadap iklan dan brand awareness) terhadap variabel tergantung yaitu sikap terhadap merek dan minat beli ulang. Dengan demikian penelitian ini termasuk dalam penelitian kausalitas. Menurut Ferdinand (2006) penelitian kausalitas adalah penelitian yang ingin mencari penjelasan dalam bentuk hubungan sebab akibat (cause-effect) antara beberapa konsep atau beberapa variabel yang dikembangkan. Penelitian kausalitas diarahkan untuk menggambarkan adanya hubungan sebab akibat antara beberapa situasi yang digambarkan dalam variabel dan atas dasar itulah ditarik sebuah kesimpulan umum.
3.2.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang memiliki karakteristik yang relatif sama dan dianggap dapat mewakili populasi (Sugiyono, 1999). Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling, dimana peneliti memilih sampel berdasarkan penilaian terhadap beberapa karakteristik anggota sampel yang disesuaikan dengan maksud penelitian (Kuncoro, 2003). Responden haruslah orang yang benar-benar mengerti dan memahami mi instan merek Indomie dan sedap. Oleh karena itu konsumen yang dijadikan responden dalam penelitian ini adalah konsumen yang mengkonsumsi mi instan merek Indomie dan sedap yang sudah pernah mengkonsumsi Indomie minimal satu kali. Untuk memperoleh responden dilakukan dengan menanyakan terlebih dahulu kepada konsumen, apabila sanggup atau cocok dijadikan sampel maka kepadanya akan diberikan kuesioner. Dengan pertimbangan bahwa konsumen mi instan merek Indomie dan sedap tersebar baik di pusat kota maupun kecamatan-kecamatan yang mempunyai jumlah penduduk yang padat.
Menurut Hair dkk (2006) besarnya sampel bila terlalu besar akan menyulitkan untuk mendapat model yang cocok, dan disarankan ukuran sampel yang sesuai antara 100-200 responden agar dapat digunakan estimasi interpretasi dengan SEM. Untuk itu jumlah sampel akan ditentukan berdasarkan hasil perhitungan sampel minimum. Penentuan jumlah sampel minimum untuk SEM menurut Hair dkk (2006) adalah:
(Jumlah indikator + jumlah variabel laten) x (estimated parameter) Berdasarkan pedoman tersebut, maka jumlah sampel minimum untuk penelitian ini adalah:
Sampel minimal = (15 + 4) x 6 = 114 responden
3.3 Tekhnik Pengumpulan Data
Data primer yaitu data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui sumber perantara) dan data dikumpulkan secara khusus untuk menjawab pertanyaan penelitian yang sesuai dengan keinginan peneliti (Indriantoro & Supomo, 1999). Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner dengan pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner yang meliputi variabel-variabel sikap terhadap iklan, brand awareness, sikap terhadap merek, dan minat beli ulang.
Indriantoro & Supomo (1999) menyatakan bahwa data sekunder adalah data yang merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan tidak dipublikasikan. Data sekunder dalam penelitian ini adalah berupa data brand awareness konsumen mi instan dan company profile dari PT. Indofood Indonesia.
3.4 Alat Analisa Data
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan 2 macam angket yaitu:
1. Angket dengan pertanyaan terbuka, yaitu angket yang terdiri atas pertanyaan yang digunakan untuk mendapatkan informasi, saran dan masukan dari responden.
2. Angket dengan pertanyaan tertutup, yaitu angket yang digunakan untuk mendapatkan data tentang sikap terhadap iklan, brand awareness, sikap terhadap merek, dan minat beli ulang.
Kuisioner digunakan sebagai alat bantu dalam pengumpulan data yang diatur sedemikian rupa dengan menggunakan formulir yang sudah disusunsebelumnya. Pertanyaan dalam angket tertutup menggunakan skala Numerical.
Penelitian dengan menggunakan Numerical scale 1-10 dengan alasan-alasan sebagai berikut (Husein, 1999) :
1. Untuk mendapatkan data yang bersifat universal
2. Beberapa buku teks menganjurkan agar data pada kategori “netral” tidak dipakai dalam analisis selama responden tidak memberikan alasannya.
3. Untuk menghindari kategori tidak tahu. Dalam skala numerikal, angka 1 menunjukkan bahwa responden memberikan tanggapan yang sangat tidak setuju terhadap pertanyaan yang diajukan, sedangkan angka 10 menunjukkan sangat setuju untuk mendapatkan data yang bersifat interval dan diberi skor atau nilai sebagai berikut:
Sangat tidak setuju Sangat setuju
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Karakteristik responden melalui jenis kelamin :
Jenis kelamin jumlah persentase
Laki – laki 52 45.61
Perempuan 62 54.39
Total responden 114 100
Sumber: Data primer, diolah, 2009
Berdasarkan Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 114 responden yang terbanyak adalah responden yang berjenis kelamin perempuan yaitu sebesar 54,39 persen sedangkan jenis kelamin laki-laki adalah 45,61 persen. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar konsumen yang memilih untuk membeli mi instan adalah perempuan.
Bab IV
Hasil dan Pembahasan
Penelitian ini mencoba untuk menganalisis variabel-variabel yang berkaitan dengan sikap terhadap merek. Variabel yang mendukung penelitian ini diambil dari beberapa jurnal yaitu: Spears dan Singh (2004), Biehal et al. (1992), Teng et al. (2007), dan Peyrot dan Van Doren (1994). Model penelitian tersebut menunjukkan adanya 4 (empat) hipotesis. Hipotesis-hipotesis lain adalah (hipotesis 1) sikap terhadap iklan berpengaruh positif terhadap sikap terhadap merek, (hipotesis 2) sikap terhadap iklan berpengaruh positif terhadap brand awareness, (hipotesis 3) brand awareness berpengaruh positif sikap terhadap merek, dan (hipotesis 4) sikap terhadap merek berpengaruh positif terhadap minat beli ulang.
Hasil penelitian diharapkan dapat menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu apa faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan sikap terhadap merek terhadap minat beli ulang? Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara metode purposive sampling. Cara ini diambil dengan teknik pengambilan sampel dengan berdasarkan pertimbangan tertentu,
dimana sampel dipilih dengan syarat-syarat yang dipandang memiliki ciri-ciri esensial yang relevan dengan penelitian. Jumlah responden yang ditentukan sebagai sampel dalam penelitian ini adalah 114 konsumen. Teknik analisis yang dipakai untuk menginterpretasikan dan menganalisis data dalam penelitian ini adalah dengan teknik Structural Equation Model (SEM) dari software AMOS 16. Proses analisis yang dilakukan terhadap data penelitian yang diperoleh dari 114 responden. Hasil analisis data tersebut akan menjelaskan hubungan kausalitas antara variabel yang sedang dikembangkan dalam model penelitian ini. Model yang diajukan dapat diterima setelah asumsi-asumsi telah terpenuhi yaitu normalitas dan Standardized Residual Covariance < 1,96. Sementara nilai Determinat of Covariance Matrixnya 848,017. Setelah dilakukan penelitian, yang menguji keempat hipotesis yang dilakukan, maka diambil kesimpulan atas hipotesis-hipotesis tersebut.
BAB V
Kesimpulan
Kesimpulan atas masalah penelitian didasarkan atas temuan permasalahan penelitian yang teridentifikasi dan tersusun pada Bab 1. Dimana tujuan dari penelitian ini adalah mencari jawaban atas rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini yaitu bagaimana meningkatkan sikap terhadap merek dan implikasinya pada minat beli ulang?. Dari hasil penelitian telah menjawab masalah penelitian tersebut yang signifikan menghasilkan proses dasar yang mempengaruhi dan dipengaruhi sikap terhadap merek. Sikap terhadap merek dapat dicapai melalui sikap terhadap iklan dan brand awareness, yang pada akhirnya sikap terhadap merek tersebut dapat mendorong minat beli ulang. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa untuk meningkatkan minat beli ulang antara lain terdapat dua proses dasar, yaitu: untuk membangun minat beli ulang dapat dilakukan melalui peningkatan sikap terhadap iklan Indomie, dimana sikap terhadap merek Indomie
dapat dicapai dengan peningkatan sikap terhadap iklan yang tinggi. Semakin tinggi memiliki sikap terhadap iklan yang ada maka akan semakin tinggi sikap terhadap mereknya, dan semakin tinggi sikap terhadap merek akan semakin membangun minat beli ulang.
Dyah Kurniawati NIM C4A007042PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMENPROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2009Digital Collections
/jiunkpe/s1/masa/2009/jiunkpe-ns-s1-2009-36403082-12588-indomie-chapter1.pdf
(g00gle)
kicky yunila

Analisis :
Penelitian ini mencoba untuk menganalisis variabel-variabel yang berkaitan dengan sikap terhadap merek. Variabel yang mendukung penelitian ini diambil dari beberapa jurnal yaitu: Spears dan Singh (2004), Biehal et al. (1992), Teng et al. (2007), dan Peyrot dan Van Doren (1994). Model penelitian tersebut menunjukkan adanya 4 (empat) hipotesis. Hipotesis-hipotesis lain adalah (hipotesis 1) sikap terhadap iklan berpengaruh positif terhadap sikap terhadap merek, (hipotesis 2) sikap terhadap iklan berpengaruh positif terhadap brand awareness, (hipotesis 3) brand awareness berpengaruh positif sikap terhadap merek, dan (hipotesis 4) sikap terhadap merek berpengaruh positif terhadap minat beli ulang.
Dari hasil penelitian telah menjawab masalah penelitian tersebut yang signifikan menghasilkan proses dasar yang mempengaruhi dan dipengaruhi sikap terhadap merek. Sikap terhadap merek dapat dicapai melalui sikap terhadap iklan dan brand awareness, yang pada akhirnya sikap terhadap merek tersebut dapat mendorong minat beli ulang. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa untuk meningkatkan minat beli ulang antara lain terdapat dua proses dasar, yaitu: untuk membangun minat beli ulang dapat dilakukan melalui peningkatan sikap terhadap iklan Indomie, dimana sikap terhadap merek Indomie

Sabtu, 05 Oktober 2013

ARTIKEL MANAJEMEN DENGAN BAHASA TIDAK RESMI

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Menteri BUMN Tanri Abeng menyatakan pemulihan ekonomi Indonesia memerlukan banyak waktu karena Indonesia tengah memasuki ekulibrium baru.

"Saya kira krisis mungkin tidak, tapi recovery akan makan waktu karena ini penyesuaian kembali ke ekulibrium baru. Berarti dari sekarang ini mesti creeping lagi ke atas," kata Tanri di Hotel Pullman, Jakarta, Kamis (3/10/2013).

Namun demikian, merangkaknya perekonomian Indonesia saat ini lebih mudah karena fundamental ekonomi yang sudah kuat, baik dari sisi BUMN maupun swasta. Sehingga bila ada masalah, pemerintah tinggal menggerakkan BUMN.

"Makanya saya mengatakan BUMN jadi lokomotif. Itu (BUMN) jadi penyangga fluktuasi ekonomi kita," ujar Tanri.

Adapun yang masih harus dibenahi, menurut Tanri, adalah sektor produksi dalam negeri yang masih belum kuat. Hal ini menyebabkan dominasi impor. Pun pada akhirnya menyebabkan tertekannya neraca pembayaran dan neraca perdagangan.

"Jadi mestinya pemerintah tidak melakukan hanya langkah-langkah sesaat,  tetapi benahi sisi produksi termasuk usaha-usaha kecil berbasis pertanian. Usaha ini terlalu kecil dan tidak memiliki skala maka tidak punya market. Itu yang harus diperhatikan karena sektor produksi kita paling banyak di sektor pertanian, perkebunan, dan perikanan," ujarnya.

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/10/03/2100131/Pemulihan.Ekonomi.RI.Masih.Butuh.Waktu

ARTIKEL MANAJEMEN DENGAN BAHASA RESMI








PEMASARAN INTERNASIONAL DALAM LINGKUNGAN POLITIK

Perspektif Global
Tidak ada perusahaan, domestik maupun internasional, besar maupun kecil, dapat melakukan bisnis tanpa mempertimbangkan pengaruh lingkungan politik di mana perusahaan tersebut beroperasi. Pemerintah tuan rumah maupun negara asal adalah partner yang integral. Pemerintah akan bereaksi atas permasalahan yang muncul dalam pemasaran internasional.
Hukum internasional mengakui hak kedaulatan sebuah bangsa untuk memberikan atau tidak izin untuk melakukan bisnis dalam batas-batas politknya, dan mengendalikan di mana warga negaranya melakukan bisnis. Negara berdaulat merdeka dan bebas dari semua kendali eksternal,
1. Mempunyai kesetaraan yang legal yang utuh terhadap Negara-negara lain.
2. Memerintah teritorialnya sendiri.
3. Memilih system politik, ekonominya, dan sosialnya sendiri.
4. Mempunyai kekuasaan untuk mengadakan perjanjian dengan Negara lain.

Kedaulatan Bangsa-Bangsa
Dalam konteks hukum internasional, sebuah negara berdaulat merdeka dan bebas dari semua kendali eksternal; mempunyai kesetaraan legal yang utuh terhadap negara-negara lain; memerintah teritorinya sendiri; memilih sistem politik, sosial, ekonominya sendiri; dan mempunyai kekuasaan untuk mengadakan perjanjian dengan negara-negara lain.
Kedaulatan berkaitan dengan kekuatan yang dimiliki sebuah negara dalam hubungannya dengan negara lain dan kekuasaan tertinggi yang dimiliki atas warganya sendiri. Sebuah negara menetapkan persyaratan untuk kewarganegaraan, menentukan batasan-batasan geografis, dan mengendalikan perdagangan dan pergerakan orang dan barang melintasi perbatasan-perbatasannya.

Stabilitas Kebijakan Pemerintah
Iklim politik yang ideal untuk sebuah perusahaan multinasional adalah pemerintah yang stabil dan ramah. Karena bisnis-bisnis asing dinilai berdasarkan standar yang bervariasi seperti halnya bangsa-bangsa, stabilitas, dan keramahan pemerintahan dalam setiap negara harus dinilai sebagai suatu praktik bisnis yang berkelanjutan.
Jika terdapat potensi keuntungan dan jika diizinkan untuk beroperasi dalam sebuah negara, perusahaan-perusahaan multinasional dapat berfungsi di bawah pemerintahan jenis apapun selama terdapat stabilitas dan kemampuan untuk diprediksi dalam jangka panjang.
Terdapat lima penyebab politis dari instabilitas dalam pasar internasional:
1. Beberapa bentuk pemerintahan tampak bersifat tidak stabil.
2. Perubahan-perubahan dalam partai politik selama pemilihan umum mungkin mempunyai pengaruh besar pada kondisi perdagangan.
3. Nasionalisme.
4. Rasa permusuhan yang ditujukan terhadap negara-negara tertentu.
5. Perselisihhan perdagangan itu sendiri.

Bentuk-Bentuk Pemerintahan

*Afghanistan Republik islam
*Belarusia Republik, meskipun faktanya sebuah pemerintahan diktator
*Bosnia dan Herzegovina Republik demokrasi federal yang sedang muncul
*Myanmar Junta militer
*Kanada Konfederasi dengan demokrasi parlementer
*Cina Negara komunis
*Republik Demokrasi Kongo Pemerintahan diktator, agaknya sedang menjalani transisi ke pemerintahan yang representatif
*Kuba Negara komunis
*Iran Republik terokratis
*Libya Jamahiriya secara teori, diperintah oleh populasi melalui dewan lokal; secara fakta sebuah pemerintahan diktator militer
*Korea Utara Nagara komunis
*Arab Saudi Monarki
*Somalia Tidak ada pemerintah nasional permanen, pemerintahan federal parlementer transisi
*Sudan Rezim otoriter-junta militer yang berkuasa
*Inggris Monarki konstitusional
*Amerika Serikat Republik federal konstitusional
*Uzbekistan Republik, kekuasaan presidensial otoriter, dengan sedikit kekuasaan di luar cabang eksekutif
*Vietnam Negara komunis

Partai-Partai Politik
Seorang pemasar yang cerdik harus memahami semua aspek dari medan politik agar selalu mengetahui dengan baik informasi mengenai lingkungan politik. Pergantian yang tidak dapat diprediksi dan drastis dalam kebijakan pemerintah akan menghalangi investasi, apapun yang menyebabkan pergantian tersebut.
Jadi, suatu penilaian dari filosofi dan sikap politik dalam sebuah negara adalah penting untuk mengukur stabilitas dan daya tarik sebuah pemerintahan dalam hubungannya dengan potensi pasar.

Nasionalisme
Nasionalisme merupakan perasaan yang intens akan harga diri dan kesatuan nasional, suatu kesadaran dari penduduk sebuah bangsa akan harga diri terhadap negara mereka.
Nasionalisme ekonomi mempunyai tujuan utama, yaitu melindungi otonom ekonomi nasional di mana penduduknya mengidentifikasikan kepentingannya dengan perlindungan kedaulatan negara di mana mereka tinggal.


Ketakutan dan/atau Kebencian yang Terarah
Merupakan hal yang penting bagi para pemasar agar tidak mencampurkan nasionalisme, di mana kebencian diarahkan secara umum terhadap semua negara-negara asing, dengan ketakutan atau kebencian yang luas terarah pada negara tertentu.
Penting untuk disadari bahwa tidak ada bangsa-bangsa, betapapun kuatnya, yang aan menoleransi penetrasi oleh sebuah perusahaan asing ke dalam pasar dan ekonominya, jika hal tersebut dirasa sebagai ancaman sosial, kultural, ekonomi, atau politis terhadap kesejahteraanya.

Resiko-Resiko Politis dari Bisnis Global
Isu-isu kedaulatan, filosofi politik yang berbeda, dan nasionalisme terwujud dalam sebuah besar tindakan-tindakan pemerintah yang meningkatkan bisnis global. Resiko dapat berbentuk penyitaan, yang paling kasar, sampai pada banyak aturan dan regulasi pemerintah yang lebih lunak tetapi tetap signifikan, seperti pengendalian perdagangan, pembatasan impor, dan pengendalian harga yang secara langsung mempengaruhi kinerja aktivitas bisnis.
Dari semua resiko politik, yang paling merugikan adalah tindakan-tindakan yang mengakibatkan pemindahan ekuiti dari perusahaan kepada pemerintah, dengan atau tanpa kompensasi yang memadai.

1. Penyitaan, Pengambilalihan, dan Domestikasi
Resiko politik yang paling berat adalah penyitaan, yaitu perampasan aset-aset perusahaan tanpa pembayaran.
Resiko kedua adalah pengambilalihan, pemerintah mengambil sebuah investasi tetapi memberi pembayaran ganti rugi untuk aset-aset tersebut.
Resiko jenis ketiga adalah domestikasi, hal ini terjadi ketika negara tuan rumah secara perlahan mengalihkan investasi asing kepada kendali dan kepemilikan nasional, melalui serangkaian surat keputusan pemerintah dengan memerintahkan kepemilikan lokal, dan keterlibatan nasional yang lebih besar dalam manajemen sebuah perusahaan. Tujuan utamanya adalah untuk memaksa investor-investor asing membagi lebih banyak kepemilikan, manajemen, dan keuntungan dengan warga negara asli dibandingkan sebelum dilakukannya domestikasi.

2. Resiko Ekonomi
Perusahaan-perusahaan internasional selalu dihadapkan pada berbagai resiko ekonomi yang dapat terjadi tanpa adanya peringatan yang berarti.
a. Pengendalian nilai tukar
Pengendalian nilai tukar disebabkan oleh kekurangan dalam pertukaran devisa yang dilakukan oleh sebuah negara. Ketika sebuah negara menghadapi kekurangan dalam pertukaran devisa, dan/atau sejumlah besar modal meninggalkan negara tersebut, kendali dapat diterapkan atas semua pergerakan modal, atau secara selektif terhadap perusahaan-perusahaan yang paling rentan secara politik untuk menjaga persediaan devisa untuk digunakan pada hal-hal paling penting.
b. Hukum kandungan lokal
Sebagai tambahan atas pembatasan impor terhadap barang-barang penting dalam upaya memaksa pembelian lokal, berbagai negara sering kali mengharuskan sebagian dari semua produk yang dijual dalam negara tersebut untuk memiliki kandungan lokal, yaitu untuk memasukkan kandungan bagian-bagian yang dibuat di dalam negeri.
c. Pembatasan impor
Pembahasan selektif pada impor bahan mentah, mesin, dan suku cadang adalah strategi yang paling umum untuk memaksa industri asing membeli lebih banyak barang dalam negeri, dan dengan demikian menciptakan pasar bagi industri lokal.
d. Pengendalian pajak
Bagi negara-negara terbelakang dengan ekonomi yang secara konstan terancam karena kekurangan dana, pemajakan yang keterlaluan atas investasi asing yang berhasil sangat menarik bagi sejumlah pejabat pemerintah sebagai cara yang mudah dan cepat untuk mendapatkan dana operasional.
e. Pengendalian harga
Produk penting yang menimbulkan minat publik yang besar, sering kali berpengaruh pada pengendalian harga.
f. Permasalahan pekerja
Di Perancis, keyakian pada pekerjaan penuh waktuhampir seimbang dengan semangat religius; pemecatan dalam jumlah berapapun, terutama oleh perusahaan asing, dianggap sebagai krisis nasional.
3. Sanksi Politis
Satu atau sekelompok negara dapat memboikot negara lain, dengan begitu menghentikan semua perdagangan antara negara-negara tersebut, atau dapat mengeluarkan sanksi terhadap perdagangan produk-produk tertentu.
Sejarah menunjukkan bahwa pemberian sanksi hampir selalu tidak berhasil dalam mencapai tujuan yang tidak diinginkan, terlebih lagi jika negara-negra pedagang besar lainnya mengabaikan sanksi tersebut.

4. Aktivis Politis dan Sosial, dan Organisasi Nonpemerintah
Meskipun biasanya tidak ada sanksi secara resmi yang diberikan pemerintah, dampak dari para aktivis politis dan sosial (APS) juga dapat menghambat laju perdagangan normal.
Satu dari aksi APS yang paling efektif dan paling terkemuka adalah kasus minyak kelapa sawit Indonesia di Negara barat. Para aktivis lingkungan menuntut para perusahaan yang dalam proses produksinya menggunakan bahan minyak kelapa sawit untuk tidak menggunakan minyak kelapa sawit Indonesia. Hal ini disebabkan adanya informasi bahwa untuk membuka perkebunan kelapa sawit di Indonesia, para pengusaha membuka lahan dengan menebang hutan secara brutal, sehingga tingkat deforestasi di Indonesia sangat tinggi dan lingkungan hutan di Indonesia pun menjadi rusak. Aksi mereka mengakibatkan nilai ekspor minyak kelapa sawit Indonesia menjadi turun drastis. Berikut contoh organisasi nonpemerintah yang cukup dikenal di berbagai Negara:
• Greenpaeces
• Consumers international
• Palang merah
• Bulan sabit merah
• Amnesty internasional
• Unicef
• Oxam
• Habitat for unity

5. Kekerasan dan Terorisme
Meskipun kekerasan tidak diprakarsai oleh pemerintah, tetapi kekerasan merupakan salah satu resiko yang yang perlu dipertimbangkan untuk perusahaan multinasional dalam menilai kerentanan politis aktivitas-aktivitas mereka. Contoh aktivitas kekerasan:
• Ancaman kekerasan terhadap perusahaan melalui surat kaleng maupun telepon gelap.
• Penculikan terhadap para eksekutif perusahaan multinasional.
Sedangkan terorisme sendiri mempunyai tujuan yang berbeda. Perusahaan-perusahaan multinasional dijadikan sasaran untuk mempermalukan sebuah pemerintahan dan hubungannya dengan berbagai perusahaan. Salah satu kasus yang terjadi di Indonesia adalah aksi teroris di hotel Ritz Carthlon Jakarta, salah satu hotel yang mempunyai jaringan di berbagai Negara di dunia. Dalam aksi ini pula menewaskan salah satu dewan komisaris perusahaan semen internasional, Holcim.

6. Kejahatan di Internet
Meskipun masih dalam masa pertumbuhan, internet adalah sarana untuk melakukan serangan teroris dan kejahatan bagi musuh asing dan domestik yang ingin menimbulkan kerusakan pada sebuah perusahaan dengan kemungkinan kecil untuk tertangkap. Salah satu kesulitan melacak kejahatan di internet adalah sulit menentukan apakah suatu serangan internet merupakan ulah dari Negara yang jahat, teroris, atau hacker sebagai lelucon.
Dikala suatu virus telah dilancarkan maka setiap gelombang virus mempunyai kemampuan yang semakin merusak dan menyebar dengan sangat cepat, sehingga kerusakan yang parah terjadi sebelum dapat dihentikan.
Selain ancaman virus, kejahatan lain adalah penipuan melalui jaringan internet. Ini akan dapat pula menjatuhkan citra perusahaan. Misalnya, konsumen melakukan pembelian melalui internet, namun ia tidak tahu bahwa website dimana ia memesan barang bukanlah website resmi (official site) dari perusahaan itu. Dan ia pun tertipu, ia tidak mendapat barang sesuai pesanan, terutama kualitas dari barang tersebut. Sehingga, perusahaan resmi akan mendapat komplain atas hal tersebut, karenanya kepercayaan masyarakat akan dapat menurun karenanya.

Menilai Kerentanan Politis
Setidaknya banyak alasan bagi kerentanan politis sebuah perusahaan sama dengan banyaknya filosofi politis, variasi ekonomi, dan perbedaan kultural. Beberapa perusahaan tampaknya lebih rentan secara politis dibandingkan lainnya, sehingga mereka menerima perhatian khusus dari pemerintah.
Sayangnya, seorang pemasar tidak mempunyai panduan mutlak yang harus diikuti untuk menentukan apakah sebuah perusahaan dan produknya akan menjadi subjek perhatian politis. Negara-negara yang mencari investasi dalam industri prioritas tinggi mungkin akan membebaskan perusahaan dari pajak, bea, kuota, pengendalian devisa, dan rintangan investasi lainnya.
Contoh kasus yang berkaitan dengan hal ini adalah usaha bersama Continental Can Company untuk membuat kaleng bagi pasar Cina menghadapi rentetan pembatasan ketika ekonomi Cina melemah. Cina menetapkan bahwa minuman kaleng adalah pemborosan, dan harus dilarang dari semua pesta dan perjamuan Negara. Tarif pajak alumunium dan material lainnya, yang diimpor untuk memproduksi kaleng, berlipat ganda, dan diterapkan pajak baru pada konsumsi minuman kaleng. Untuk Continental Can, sebuah investasi yang berpotensi menguntungkan, dibuat tidak lagi menguntungkan oleh perubahan sikap pemerintah Cina setelah beberapa tahun.

Produk dan Isu yang Sensitif secara Politis
Meskipn tidak ada panduan khusus untuk menentukan kerentanan sebuah produk pada tingkat apapun, terdapat sejumlah generalisasi yang membantu mengidentifikasi kecenderungan produk untuk menjadi sensitif secara politis. Produk-produk yang dianggap berpengaruh pada lingkungan, nilai tukar mata uang, keamanan nasional dan ekonomi, kesejahteraan rakyat, dan yang menyolok secara public atau menjadi subjek perdebatan public, semuanya lebih berkemungkinan untuk menjadi sensitif secara politis.
Kesehatan sering kali menjadi subjek perdebatan publik, dan produk-produk yang mempengaruhi atau dipengaruhi isu kesehatan mungkin sensitive terhadap perhatian politis. Kasus yang masih hangat adalah ditariknya Indomie oleh pemerintah Taiwan dari pasaran di Taiwan, karena ditengarai mengandung bahan pengawet yang dilarang di Taiwan. Bahan ini terdapat pada saus dan kecap dari Indomie Goreng. Untuk tetap mempertahankan pasar di Negara lain, pihak Indofood, sebagai produsen Indomie, melakukan konfirmasi pada beberapa Negara untuk menyatakan bahwa produk mereka aman dikonsumsi. Dan, akhirnya otoritas pemerintah Indonesia, Malaysia, dan Singapura menyatakan bahwa Indomie aman untuk dikonsumsi. Dan bahkan pemerintah Indonesia mengajukan klarifikasi kepada pemerintah Taiwan mengenai penarikan produk Indomie tersebut.

Meramalkan Resiko Politis
Penilaian resiko politis adalah usaha meramalkan instabilitas politik untuk membantu manajemen untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi kejadian-kejadian politis, dan potensi pengaruh mereka pada keputusan-keputusan bisnis internasional sekarang dan di masa depan.
Penilaian resiko digunakan untuk memperkirakan tingkat resiko yang akan dipikul perusahaan pada saat melakukan investasi, dan untuk membantu menentukan jumlah resiko yang siap diterima oleh perusahaan tersebut. Pada masa perpindahan era orde baru ke reformasi di Indonesia, terjadi ketidakstabilan keadaan politik yang berimbas pada ketidakstabilan keamanan. Banyak perusahaan yang bangkrut karena terjadi huru-hara di berbagai daerah. Para investor memindahkan investasinya dari Indonesia ke Negara lain yang mereka ramalkan lebih stabil keadaan politisnya. Ini bukti bahwa lingkungan politik sangat memengaruhi sektor pemasaran internasional.
Memperkecil Kerentanan Politis
Meskipun perusahaan tidak dapat secara langsung mengendalikan atau mengubah lingkungan politik di Negara tempat perusahaan tersebut beroperasi, usaha bisnis tertentu bisa mengambil tindakan untuk mengurangi derajat kerentanan terhadap resiko yang ditimbulkan politik. Perusahaan harus mengelola urusan eksternal di pasar asing untuk memastikan bahwa pemerintah dan publik menyadari kontribusi mereka kepada ekonomi, sosial dan perkembangan manusia di Negara tersebut. Hubungan antara pemerintah dan perusahaan multinasional biasanya positif jika investasi tersebut:
a. Memperbaiki neraca pembayaran dengan meningkatkan ekspor atau mengurangi impor melalui substitusi impor.
b. Menggunakan sumber-sumber yang diproduksi lokal.
c. Mengalihkan modal, teknologi, dan/atau ketrampilan.
d. Mensiptakan pekerjaan.
e. Memberi kontribusi pajak.
Selain kontribusi ekonomi yang disumbangkan perusaahaan, kedermawanan korporasi juga membantu menciptakan citra positif dalam populasi umum. Banyak perusahaam multinasional berusaha keras memberikan manfaat kepada Negara melalui program sosial mereka, yang juga akan memperbaiki citra mereka. Kegiatan ini biasanya dikenal dengan Corporate Social Responsibility (CSR).
Meskipun berbagai perusahaan berusaha keras menjadi warga korporasi yang baik di Negara tuan rumah mereka, partai politik yang mencari publisitas atau kambing hitam untuk kegagalan mereka, sering kali, demi kepentingan mereka sendiri, membuat opini public terfokus pada aspek negative perusahaan multinasional, baik benar maupun tidak. Perusahaan yang membentuk akar local yang dalam dan menunjukkan contoh nyata, daripada hanya dengan kata-kata kosong, bahwa strategi mereka selaras dengan tujuan jangka panjang Negara tuan rumah, akan mendapatkan kesempatan paling baik dalam mempertahankan citra positif.
Selain aktivitas korporasi yang berfokus pada tujuan sosial dan ekonomi Negara tuan rumah serta kewarganegaraan korporasi yang baik, perusahaan multinasional dapat menggunakan strategi lainnya untuk meminimalkan kerentanan dan resiko politis.

Kerja Sama
Kerja sama dapat dilakukan dengan perusahaan multinasional lokal maupun negara ketiga lainnya, yang akan membatasi keterbukaan finansial perusahaan, dan biasanya lebih jarang terkena pelecahan politis. Kerja sama dengan local membantu meminimalkan perasaan anti-perusahaan multinasional, dan kerja sama dengan perusahaan multinasional lainnya menambahkan kekuatan Negara pihak ketiga dalam menawar.

Pengembangan Bisnis Investasi
Strategi yang lain adalah dengan melibatkan beberapa investor dan bank dalam membiayai investasi di negara tuan rumah. Cara ini memberi keuntungan ketika terjadi ancaman pengambilalihan atau pelecehan oleh pemerintah dengan memanfaatkan kekuatan bank tersebut. Strategi ini akan sangat kuat jika bank telah memberikan pinjaman kepada pemerintah Negara tuan rumah; jika pemerintah memberikan ancaman pengambilalihan atau sejenisnya, bank yang membiayai akan mempunyai pengaruh besar pada pemerintah.

Pemberian Lisensi
Strategi yang ditemukan beberapa perusahaan yang mengeliminasi hampir semua resiko adalah untuk memberikan lisensi teknologi dengan imbalan bayaran tertentu. Pemberian lisensi menjadi efektif apabila teknologi tersebut unik dan beresiko tinggi. Tentu saja ada sejumlah resiko yang ditanggung karena pemegang lisensi bisa saja menolak membayar biaya yang ditentukan sementara tetap menggunakan teknologi tersebut.

Domestikasi Terencana
Dalam kasus di mana Negara tuan rumah menuntut partisipasi lokal, solusi jangka panjang yang paling efektif adalah penghapusan bertahap terencana, yaitu domestikasi terencana. Solusi ini bukan praktek bisnis yang disukai, tetapi alternatifnya, yaitu domestikasi yang diprakarsai pemerintah, dapat menjadi malapetaka seperti penyitaan. Sebagai respon yang masuk akal terhadap potensi adanya domestikasi, domestikasi terencana bisa menguntungkan, dan operasional bijaksana bagi investor asing. Domestikasi terencana pada intinya adalah proses bertahap partisipasi nasional dalam semua fase perusahaan.

Tawar Menawar Politis
Perusahaan multinasional secara jelas terlibat lobi dan tawar-menawar politis sejenisnya untuk menghindari potensi resiko politis. Toyota telah mempertimbangkan untuk menaikkan harga mobilnya di pasar Amerika untuk “membantu” pesaing Amerika yang sedang merana. Pemerintah Jepang telah menerapkan kuota ekspor mobil di masa lalu, ketika perusahaan mobil Amerika sedang berjuang. Dan, di tengah kritik Amerika dan Eropa yang terus meningkat, Cina setuju untuk menerapkan kuota ekspor tekstilnya, dan menaikkan nilai mata uangnya.
Penyuapan Politis
Suatu pendekatan untuk berurusan dengaan kerentaan politis adalah penyuapan politis- usaha untuk mengurangi resiko politis dengan membayar mereka yang berkuasa untuk campur tangan atas kepentingan perusahaan multinasional. Tindakan ini menyebabkan masalah bagi pemasar di Negara asal dan luar negeri, karena untuk warga AS penyuapan adalah illegal, meskipun hal tersebut umum di Negara tuan rumah. Penyuapan politis dapat memberikan manfaat jangka pendek, tetapi dalam jangka panjang akan berisiko tinggi.

Dorongan Pemerintah
Pemerintah, baik asing dan AS, mendorong sekaligus mencegah investasi asing. Faktanya, dalam negara yang sama beberapa bisnis asing bisa menjadi sasaran yang dipicu secara politis, sedangkan yang lain dipayungi oleh pemerintah dengan perlindungan dan perlakuan istimewa. Perbedaannya terletak pada evaluasi dari kontribusi perusahaan terhadap kepentingan suatu bangsa.
Alasan terpenting mendorong investasi adalah untuk mengakselerasi perkembangan ekonomi. Semakin banyak Negara yang sedang mendorong investasi asing dengan panduan tertentu yang diarahkan pada tujuan ekonomi. Korporasi multinasional dapat diharapkan menciptakan lapangan pekerjaan local, pengalihan teknologi, membangkitkan penjualan ekspor, merangsang pertumbuhan dan perkembangan industry local, menjaga persediaan devisa, atau memenuhi semua harapan ini sebagai syarat konsesi pasar.
Pemerintah AS berusaha menciptakan iklim yang menguntungkan bagi bisnis luar negeri, dengan menyediakan bimbingan yang membantu meminimalkan risiko financial yang lebih sulit secara politis.

                                                                                               By: Muhammad FR, Tris, Fitri, dan Diar
                                                                                             KUMPULAN ARTIKEL MANAJEMEN