Senin, 02 Desember 2013

perilaku konsumen


1. Pengertian Perilaku Konsumen dan Cakupan Ilmu Perilaku Konsumen.
Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. Secara sederhana, perilaku konsumen adalah suatu tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, menggunakan (memakai, mengkonsumsi) dan menghabiskan produk (barang dan jasa) termasuk proses mendahului dan mengikuti tindakan ini. Contohnya septian setelah melihat pameran komputer, merasa tertarik dan percaya bahwa merek komputer tertentu sangat andal, merasa menyenangi, kemudian memutuskan untuk membeli, menggunakannya. Setelah 3 tahun menjadi bosan kemudian menukarnya dengan komputer yang baru atau menjualnya.  
Ruang Lingkup Perilaku Konsumen merupakan studi perilaku konsumen terpusat pada cara individu mengambil keputusan untuk memanfaatkan sumber daya mereka yang tersedia (waktu, uang, usaha) guna membeli barang-barang yang berhubungan dengan konsumsi. Hal ini mencakup apa yang mereka beli, mengapa mereka membeli, kapan mereka membeli, di mana mereka membeli, seberapa sering mereka membeli, dan seberapa sering mereka menggunakannya. Mereka juga harus tahu untuk apa mereka membeli, dan juga apa manfaat yg mereka peroleh.


  2. Siapa Sebenarnya Konsumen Itu dan Apa Saja Ciri-Ciri Konsumen.
Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.Jika tujuan pembelian produk tersebut untuk dijual kembali maka dia disebut pengecer atau distributor. Jika dilihat dari perilaku konsumen dalam mengonsumsi suatu barang dibedakan menjadi dua macam, yaituPerilaku Konsumen Rasional, Suatu konsumsi dapat dikatakan rasional jika memerhatikan hal-hal berikut :
-          barang tersebut dapat memberikan kegunaan optimal bagi konsumen,
-          barang tersebut benar-benar diperlukan konsumen,
-          mutu barang terjamin,
-          harga sesuai dengan kemampuan konsumen.
Perilaku Konsumen Irasional, Suatu perilaku dalam mengkonsumsi dapat dikatakan tidak rasional jika konsumen tersebut membeli barang tanpa dipikirkan kegunaannya terlebih dahulu. Contohnya, yaitu :
- tertarik dengan promosi atau iklan baik di media cetak maupun elektronik,
- memiliki merek yang sudah dikenal banyak konsumen,
- ada bursa obral atau bonus-bonus dan banjir diskon,
- prestise atau gengsi. 

Ciri-ciri konsumen ada 2 wujudnya :
-          Personal Consumer : Konsumen ini membeli atau menggunakan barang atau jasa untuk penggunaannya sendiri.
-          Organizational Consumer : Konsumen ini membeli atau menggunakan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan dan menjalankan organisasi tersebut.
Menurut Handi Irawan perilaku konsumen Indonesia dikategorikan menjadi sepuluh, tapi hanya 5 kategori yang saya muat di sini, yaitu :
1.       Berpikir jangka pendek , ternyata sebagian besar konsumen Indonesia hanya berpikir jangka pendek dan sulit untuk diajak berpikir jangka panjang, salah satu cirinya adalah dengan mencari yang serba instant.
2.       Tidak terencana, hal ini tercermin pada kebiasaan impulse buying, yaitu membeli produk yang kelihatannya menarik (tanpa perencanaan sebelumnya).
3.       Suka berkumpul, masyarakat indonesia mempunyai kebiasaan suka berkumpul (sosialisasi). Salah satu indikator terkini adalah situs social networking seperti Facebook dan Twitter sangat diminati dan digunakan secara luas di Indonesia.
4.       Gagap teknologi , sebagian besar konsumen Indonesia tidak begitu menguasai 
teknologi tinggi. Hanya sebatas pengguna biasa dan hanya menggunakan fitur yang umum digunakan kebanyakan pengguna lainnya.
5.       Gengsi , Konsumen Indonesia amat getol dengan gengsi. Banyak yang ingin cepat naik “status” walau belum waktunya. Saking pentingnya urusan gengsi ini, mobil-mobil mewah pun tetap laris terjual di negeri kita pada saat krisis ekonomi sekalipun.
 
  3. Kekuatan utama dalam mempertajam penelitian tentang konsumen.
Membantu mereka untuk mengetahui  keinginan, kebutuhan sekaligus dengan kepuasan konsumen. Implikasi yang banyak disarankan untuk menjadikan pemasaran berhasil adalah kenalilah konsumen anda, berilah apa yang mereka inginkan, gunakan media yang menjadi sasaran dan media baru, gunakan non-media, capailah konsumen di toko, tajamkan promosi, bekerja sama dengan pengecer.




SUMBER : 

Kamis, 21 November 2013

kalimat inti dan kalimat luas


a. Kalimat inti

Kalimat inti adalah kalimat mayor yang hanya terdiri atas dua kata dan sekaligus menjadi inti kalimat.
Ciri-ciri kalimat inti:
  1. Hanya terdiri atas dua kata
  2. Kedua kata itu sekaligus menjadi inti kalimat
  3. Tata urutannya adalah subjek mendahului predikat
  4. Intonasinya adalah intonasi ”berita yang netral”. Artinya: tidak boleh menyebabkan perubahan atau pergeseran makna laksikalnya.

b. Kalimat luas

Kalimat luas adalah kalimat inti yang sudah diperluas dengan kata-kata baru sehingga tidak hanya terdiri dari dua kata, tetapi lebih.

Contoh kalimat Inti dan Luas.

  1. Kalimat Inti. Contoh: Adik menangis.
  2. Kalimat Luas. Contoh: Radha, Arief, Shinta, Mamas dan Mila sedang belajar dengan serius, sewaktu pelajaran matematika

a. Pola kalimat I = kata benda-kata kerja
Kalimat inti : zizou menangis.
Kalimat luas : zizou menangis karena terjatuh dari sepeda miliknya.
Kalimat inti :  kucing dipukul.
Kalimat luas : kucing dipukul menggunakan sapu itu.
Pola kalimat I disebut kalimat ”verbal”
b. Pola kalimat II = kata benda-kata sifat
Kalimat inti : Anak nakal.
Kalimat luas : Anak nakal tidak naik kelas
Kalimat inti : Bukit tinggi.
Kalimat luas : Bukit tinggi itu bernama bukit dieng
Pola kalimat II disebut pola kalimat ”atributif”
c. Pola kalimat III = kata benda-kata benda
Kalimat inti : Ibu penulis.
Kalimat luas : Ibu penulis buku dongeng itu berasal dari depok
Kalimat inti :  Bapak Guru
Kalimat luas : Bapak guru di sekolahku baik sekali
Pola pikir kalimat III disebut kalimat nominal atau kalimat ekuasional. Kalimat ini mengandung kata kerja bantu, seperti: adalah, menjadi, merupakan.
d. Pola kalimat IV (pola tambahan) = kata benda-adverbial
Kalimat inti : Ibu ke pasar.
Kalimat luas : Ibu kepasar sementara kakak bermain di teras
Kalimat inti : Ayah dari kantor.
Kalimat luas : Ayah dari kantor membawa makanan untuk ku
Pola kalimat IV disebut kalimat adverbial
e. Kalimat inti : Kakak membaca koran
    kalimat luas : Kakak membaca koran di teras sambil menikmati teh
    Kalimat inti : Budi menggambar.
    Kalimat luas :Budi menggambar pemandangan gunung
 
 


Sabtu, 09 November 2013

tugas b.indo kalimat efektif

BUSUKNYA KEBENCIAN

Seorang Ibu Guru taman kanak-kanak (TK) mengadakan"permainan".
Ibu Gurumenyuruh tiap² muridnya membawa kantong plastiktransparan 1 buah dankentang. Masing² kentang tersebut diberi namaberdasarkan nama orang yangdibenci, sehingga jumlah kentangnya tidak ditentukanberapa ... tergantungjumlah orang² yang dibenci.

Pada hari yang disepakati masing² murid membawakentang dalam kantongplastik. Ada yang berjumlah 2, ada yang 3 bahkan adayang 5. Sepertiperintah guru mereka tiap² kentang diberi nama sesuainama orang yangdibenci. Murid² harus membawa kantong plastik berisikentang tersebutkemana saja mereka pergi, bahkan ke toilet sekalipun,selama 1 minggu.

Hari berganti hari, kentang² pun mulai membusuk,murid² mulai mengeluh,apalagi yang membawa 5 buah kentang, selain beratbaunya juga tidak sedap.Setelah 1 minggu murid² TK tersebut merasa lega karenapenderitaan merekaakan segera berakhir.

Ibu Guru : "Bagaimana rasanya membawa kentang selama 1minggu ?"

Keluarlah keluhan dari murid² TK tersebut, padaumumnya mereka tidak merasanyaman harus membawa kentang² busuk tersebut kemanapun mereka pergi. Gurupun menjelaskan apa arti dari "permainan" yang mereka lakukan.

Ibu Guru : "Seperti itulah kebencian yang selalu kitabawa² apabila kitatidak bisa memaafkan orang lain. Sungguh sangat tidakmenyenangkan membawakentang busuk kemana pun kita pergi. Itu hanya 1minggu. Bagaimana jikakita membawa kebencian itu seumur hidup ? Alangkahtidak nyamannya ..."

 Ciri-ciri kalimat efektif
1. Kesepadanan :
Ibu Gurumenyuruh tiap² muridnya membawa kantong plastiktransparan 1 buah dan kentang
2. Kecermatan dalam pemilihan dan penggunaan kata : 


3. kehematan : alangkah tidak nyamanya

4. kelogisan :  Bagaimana jikakita membawa kebencian itu seumur hidup

5. kesatuan dan kepaduan : artikle ini membahas tentang motivasi

6. keparalelan dan kesejajaran : 

7. ketegasan : cerita ini sungguh menarik , cerita ini sangat mengarukan

Sumber  : www.kumpulanartikle.com

Jumat, 08 November 2013

faktor faktor yg mempengaruhi perilaku konsumen

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN


Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku konsumen
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku pelanggan. Faktor-faktor tersebut dibedakan menjadi 2 bagian yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam diri pribadi seorang konsumen dan faktor-faktor yang berasal dari lingkungan sekitar seorang konsumen.
A. Individual Determinants of Consumer Behavior
1. Demografis, psikografis, dan kepribadian
Demografis berhubungan dengan ukuran, struktur, dan pendistribusian populasi. Demografis berperan penting dalam pemasaran. Demografis membantu peramalan trend suatu produk bertahun-tahun mendatang serta perubahan permintaan dan pola konsumsi.
Psikografis adalah sebuah teknik operasional untuk mengukur gaya hidup. Dalam kata lain psikografis adalah penelitian mengenai profil psikologi dari konsumen. Psikografis memberikan pengukuran secara kuantitatif maupun kualitatif. Bila demografis menjelaskan siapa yang membeli suatu produk, psikografis menekankan pada penjelasan mengapa produk tersebut dibeli. Sangat penting untuk meneliti faktor psikografis termasuk kepercayaan dan nilai karena kesuksesan industri organik akan bergantung pada tingkat kemampuan memobilisasi konsumen untuk menerima produk organik (Lea & Worsley, 2005).
Kepribadian dalam bidang pemasaran memiliki arti sebagai respon yang konsisten terhadap pengaruh lingkungan. Kepribadian adalah tampilan psikologi individu yang unik dimana mempengaruhi secara konsisten bagaimana seseorang merespon lingkungannya.
2. Motivasi konsumen
Dalam menjawab pertanyaan mengenai mengapa seseorang membeli produk tertentu, hal ini berhubungan dengan motivasi seorang konsumen. Motivasi konsumen mewakili dorongan untuk memuaskan kebutuhan baik yang bersifat fisiologis maupun psikologis melalui pembelian dan penggunaan suatu produk.
3. Pengetahuan konsumen
Pengetahuan konsumen dapat diartikan sebagai himpunan dari jumlah total atas informasi yang dimemori yang relevan dengan pembelian produk dan penggunaan produk. Misalnya apakah makanan organik itu, kandungan nutrisi yang terdapat di dalamnya, manfaatnya bagi kesehatan, dan lain-lain.
4. Intensi, sikap, kepercayaan, dan perasaan konsumen
Intensi adalah pendapat subjektif mengenai bagaimana seseorang bersikap di masa depan. Ada beberapa jenis intensi konsumen. Intensi pembelian adalah pendapat mengenai apa yang akan dibeli. Intensi pembelian kembali adalah apakah akan membeli barang yang sama dengan sebelumnya. Intensi pembelanjaan adalah dimana konsumen akan merencanakan sebuah produk akan dibeli. Intensi pengeluaran adalah berapa banyak uang yang akan digunakan. Intensi pencarian mengindikasikan keinginan seseorang untuk melakukan pencarian. Intensi konsumsi adalah keinginan seseorang untuk terikat dalam aktifitas konsumsi.
Sikap mewakili apa yang disukai maupun tidak disukai oleh seseorang. Sikap seorang konsumen mendorong konsumen untuk melakukan pemilihan terhadap beberapa produk. Sehingga sikap terkadang diukur dalam bentuk preferensi atau pilihan konsumen. Preferensi itu sendiri dapat dikatakan sebagai suatu sikap terhadap sebuah objek dan relasinya terhadap objek lain. Kepercayaan dapat didefinisikan sebagai penilaian subjektif mengenai hubungan antara dua atau lebih benda. Suatu kepercayaan dibentuk dari
pengetahuan. Apa yang telah seseorang pelajari mengenai suatu produk mendorong timbulnya kepercayaan tertentu mengenai produk tersebut. Perasaan adalah suatu keadaan yang memiliki pengaruh (seperti mood seseorang) atau reaksi. Perasaan dapat bersifat positif maupun negatif tergantung kepada setiap individu. Perasaan juga memiliki pengaruh terhadap penentuan sikap seorang konsumen.
B. Environmental Influences on Consumer Behavior
1. Budaya, etnisitas, dan kelas sosial
Budaya adalah kumpulan nilai, ide, artefak, dan simbol-simbol lain yang membantu seseorang untuk berkomunikasi, mengartikan, dan mengevaluasi sebagai bagian dari suatu lingkungan. Budaya terbagi menjadi dua yaitu abstrak dan elemen material yang memberikan kemampuan bagi seseorang untuk mendefinisikan, mengevaluasi, dan membedakan antarbudaya. Elemen abstrak terdiri atas nilai-nilai, sikap, ide, tipe kepribadian, dan kesimpulan gagasan seperti agama atau politik. Material komponen terdiri atas benda-benda seperti buku, komputer, gedung, peralatan, dan lain-lain.
Etnisitas adalah suatu elemen penting dalam menentukan suatu budaya dan memprediksi keinginan dan perilaku konsumen. Perilaku konsumen adalah suatu fungsi dari perasaan etnisitas sebagaimana dengan identitas budaya, keadaan sosial, dan tipe produk.
Kelas sosial dapat didefinisikan sebagai divisi yang bersifat relatif permanen dan homogenus dalam suatu kumpulan sosial dimana individual atau keluarga saling bertukar nilai, gaya hidup, ketertarikan, kekayaan, status, pendidikan, posisi ekonomi, dan perilaku yang sama. Penelitian pemasaran seringkali berfokus pada variabel-variabel kelas sosial karena penentuan produk apa yang akan dibeli oleh konsumen ditentukan oleh kelas sosial.
2. Keluarga dan pengaruh rumah tangga
Secara ilmiah keluarga dapat diartikan sebagai sekelompok yang terdiri dari dua atau lebih individu yang berhubungan darah, pernikahan, atau adopsi yang tinggal berdampingan. Sedangkan rumah tangga adalah semua orang, baik yang berelasi maupun tidak berelasi yang menempati sebuah unit rumah. Keluarga maupun pengaruh rumah tangga mempengaruhi sikap pembelian konsumen. Misalnya kelahiran anak mempengaruhi suatu keluarga untuk menambah perabotan, bahan makanan bayi, dan lain-lain.

ANALISIS

Konsumen dalam memutuskan membeli suatu produk akan mempertimbangkan beberapa hal di atas , dan keputusan membeli suatu produk berhubungan pula dengan tingkat pendapatan seseorang . Apabila pendapatan naik maka konsumsi akan suatu barang naik . Begitupun sebaliknya apabila pendapatan turun maka konsumsipun akan menurun.

sumber : http://blog.xtraboss.com/general/analisis+faktorfaktor+yang+mempengaruhi+perilaku+konsumen+

segmentasi pasar

 SEGMENTASI PASAR
Pengertian segmentasi pasar
Segmentasi pasar adalah pengelompokkan pasar menjadi kelompok-kelompok konsumen yang homogen, dimana tiap kelompok (bagian) dapat dpilih sebagai pasar yang dituju (ditargetkan) untuk pemasaran suatu produk. Agar segmentasi pasar atau pengelompokkan pasar dapat berjalan dengan efektif maka harus memenuhi syarat-syarat pengelompokkan pasar sebagai berikut :
1. Measurability, yaitu ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu pembeli harus dapat diukur atau dapat didekati.
2. Accessibility, yaitu suatu keadaan dimana perusahaan dapat secara efektif memusatkan (mengarahkan) usaha pemasarannya pada segmen yang telah dipilih.
3. Substantiability, yaitu segmen pasar harus cukup besar atau cukup menguntungkan untuk dapat dipertimbangkan program-program pemasarannya.
3. Substantiability, yaitu segmen pasar harus cukup besar atau cukup menguntungkan untuk dapat dipertimbangkan program-program pemasarannya.

Pada hakekatnya setiap perusahaan yang menjual barang dan jasa hendaknya perlu melakukan segmentasi pasar (market segmentation). Lalu timbul suatu pertanyaan. Apa definisi atau pengertian segmentasi pasar (market segmentation)? dan apa pula tujuan segmentasi pasar (marketing segmentation) itu? Morrison memberikan definisi atau pengertian tentang market segmentation (segmentasi pasar) dengan mengatakansebagai berikut : “Market segmentation is the division of the overall market for a service into groups with common characteristics” Atau dalam terjemahan bebasnya (bahasa Indonesia) dikatakan bahwa segmentasi pasar (market segmentation) merupakan pembagian dari keseluruhan pasar untuk suatu pelayanan dalam kelompok-kelompok dengan karakteristik umum. Segmentasi pasar (marketing segmentation) merupakan suatu langkah awal pemasaran (marketing) untuk membagi-bagi berbagai macam konsumen yang ada di pasar dan memilih salah satu bagian dari segmen tersebut yang akan dijadikan target pemasaran (Marketing Target). Yang dimaksud dengan target pemasaran (Marketing Target) di atas adalah jenis konsumen yang dipilih merupakan tujuan pemasaran (marketing goals) paket outbound tour. Tujuan utama segmentasi pasar (Market Segmentation) adalah untuk merangsang semua pelanggan yang berpotensial. Pemasaran (marketing) yang tidak memiliki target adalah sia-sia, karena ada banyak kelompok pelanggan yang mungkin tidak tertarik untuk membeli jasa yang dijual. Inti dari suatu pemasaran (marketing) yang baik adalah mengambil satu segmen yang paling menarik dalam pelayanan yang spesifik dan mengaplikasikan unsur-unsur pemasaran terhadap segmen tersebut. Segmentasi (segmentattion) mencakup beberapa analisis sebagai berikut, segmen pasar (market segment) mana yang menjadi target pasar (market target)? Apa yang pelanggan inginkan dari jenis pelayanan yang dijual? Bagaimana cara terbaik untuk menyusun unsur-unsur pemasaran dalam memenuhi berbagai keinginan dan kebutuhan mereka? Di mana pelayanan tersebut dipromosikan? Dan kapan pelayanan itu dipromosikan?

 Pembagian segmen pasar:
1. Segmentasi pasar konsumen
Yaitu membentuk segmen pasar dengan menggunakan ciri-ciri konsumen (consumer characteristic), kemudian perusahaan akan menelaah apakah segmen-segmen konsumen ini menunjukkan kebutuhan atau tanggapan produk yang berbeda.

2. Segmentasi pasar bisnis
Yaitu membentuk segmen pasar dengan memperhatikan tanggapan konsumen (consumer responses) terhadap manfaat yang dicari, waktu penggunaan, daan merek.

3. Segmentasi pasar yang efektif (Fandy Ciptono, 2001)

* Dapat diukur (measurable), ukuran, daya beli, profil segmen;
* Besar segmen (subtantial): cukup besar dan menguntungkan untuk dilayani;
* Dapat dijangkau (accessible): dapat dijangkau dan dilayani secara efektif;
* Dapat dibedakan (differentiable): secara konseptual dapat dipisahkan dan memberi tanggapan yang berbeda terhadap elemen dan program bauran;
* Dapat diambil tindakan (actionable): program yang efektif dapat dirumuskan untuk menarik dan melayani segmen tersebut.

Evaluasi terhadap segmen pasar adalah adanya pertumbuhan segmen, daya tarik struktur segmen secara keseluruhan dan SDM, serta tujuan dan sumber daya perusahaan apakah perusahaan berinvestasi dalam segmen tersebut atau tidak

Penentuan Target Pasar
Konsentrasi segmen tunggal
Perusahaan memilih berkonsentrasi pada segmen tertentu. Hal itu dilakukan karena dana yang terbatas, segmen tersebut tidak memiliki pesaing, dan merupakan segmen yang paling tepat sebagai landasan untuk ekspansi ke segmen lainnya.

Spesialisasi selektif
Perusahaan memilih sejumlah segmen pasar yang menarik dan sesuai dengan tujuan serta sumber daya yang dimiliki.

Spesialisasi pasar
Perusahaan memusatkan diri pada upaya melayani berbagai kebutuhan dari suatu kelompok pelanggan tertentu.

Spesialisasi produk
Perusahaan memusatkan diri pada pembuatan produk tertentu yang akan dijual kepada berbagai segmen pasar.

Pelayanan penuh (full market coverage)
Perusahaan berusaha melayani semua kelompok pelanggan dengan semua produk yang mungkin dibutuhkan. Hanya perusahaan besar yang mampu menerapkan strategi ini, karena dibutuhkan sumber daya yang sangat besar.

Pengertian Positioning
Positioning berhubungan dengan upaya identifikasi, pengembangan, dan komunikasi keunggulan yang bersifat khas serta unik. Dengan demikian, produk dan jasa perusahaan dipersepsikan lebih superior dan khusus (distinctive) dibandingkan dengan produk dan jasa pesaing dalam persepsi konsumen.

Fokus utama positioning adalah persepsi pelanggan terhadap produk yang dihasilkan dan bukan hanya sekedar produk fisik. Keberhasilan positioning sangat ditentukan oleh kemampuan sebuah perusahaan untuk mendeferensiasikan atau memberikan nilai superior kepada pelanggan. Nilai superior sendiri dibentuk dari beberapa komponen.

Sedangkan kunci utama keberhasilan positioning terletak pada persepsi yang diciptakan dari: persepsi perusahaan terhadap dirinya sendiri, persepsi perusahaan terhadap pesaing, persepsi perusahaan terhadap pelanggan, persepsi pesaing terhadap dirinya sendiri, persepsi pesaing terhadap perusahaan, persepsi pesaing terhadap pelanggan, persepsi pelanggan terhadap dirinya sendiri, persepsi pelanggan terhadap perusahaan, dan persepsi pelanggan terhadap pesaing.

Pengertian Deferensiasi
Deferensiasi yang kompetitif adalah tindakan merancang satu perbedaan yang berarti untuk membedakan penawaran perusahaan dari lawan/pesaing. Deferensiasi bisa berdasarkan "produk" yang ditawarkan dengan berbagai keistimewaan, penambahan pelayanan, peningkatan kualitas, kemudahan pelanggan, dll. Deferensiasi "personil" dengan cara mempekerjakan atau melatih orang-orang yang lebih baik dari pesaing mereka. Sedangkan deferensiasi "saluran" yaitu perusahaan mencapai deferensiasi dengan cara membentuk saluran distribusi, terutama jangkauan, keahlian, dan kinerja saluran tersebut. Diferensiasi "citra" adalah persepsi masyarakat terhadap perusahaan atau produk.


 Manfaat dan Kelemahan Segmentasi
Banyaknya perusahaan yang melakukan segmentasi pasar atas dasar pengelompokkan variabel tertentu. Dengan menggolongkan atau mensegmentasikan pasar seperti itu, dapat dikatakan bahwa secara umum perusahaan mempunyai motivasi untuk mempertahankan dan meningkatkan tingkat penjualan dan yang lebih penting lagi agar operasi perusahaan dalam jangka panjang dapat berkelanjutan dan kompetitif (Porter, 1991).
Manfaat yang lain dengan dilakukannya segmentasi pasar, antara lain:
1. Perusahaan akan dapat mendeteksi secara dini dan tepat mengenai kecenderungan-kecenderungan dalam pasar yang senantiasa berubah.
2. Dapat mendesign produk yang benar-benar sesuai dengan permintaan pasar.
3. Dapat menentukan kampanye dan periklanan yang paling efektif.
4. Dapat mengarahkan dana promosi yang tersedia melalui media yang tepat bagi segmen yang diperkirakan akan menghasilkan keuntungan yang lebih besar.
5. Dapat digunakan untuk mengukur usaha promosi sesuai dengan masa atau periode-periode dimana reaksi pasar cukup besar.
Gitosudarmo (2000) menambahkan manfaat segmentasi pasar ini, sebagai berikut:
1. Dapat membedakan antara segmen yang satu dengan segmen lainnya.
2. Dapat digunakan untuk mengetahui sifat masing-masing segmen.
3. Dapat digunakan untuk mencari segmen mana yang potensinya paling besar.
4. Dapat digunakan untuk memilih segmen mana yang akan dijadikan pasar sasaran.
Sekalipun tindakan segmentasi memiliki sederetan keuntungan dan manfaat, namun juga mengandung sejumlah resiko yang sekaligus merupakan kelemahan-kelemahan dari tindakan segmentasi itu sendiri, antara lain:
1. Biaya produksi akan lebih tinggi, karena jangka waktu proses produksi lebih pendek.
2. Biaya penelitian/ riset pasar akan bertambah searah dengan banyaknya ragam dan macam segmen pasar yang ditetapkan.
3. Biaya promosi akan menjadi lebih tinggi, ketika sejumlah media tidak menyediakan diskon.
4. Kemungkinan akan menghadapi pesaing yang membidik segmen serupa.
Bahkan mungkin akan terjadi persaingan yang tidak sehat, misalnya kanibalisme sesama produsen untuk produk dan segmen yang sama.

Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Melakukan Segmentasi

Pengusaha yang melakukan segmentasi pasar akan berusaha mengelompokkan konsumen kedalam beberapa segmen yang secara relatif memiliki sifat-sifat homogen dan kemudian memperlakukan masing-masing segmen dengan cara atau pelayanan yang berbeda.
Seberapa jauh pengelompokkan itu harus dilakukan, nampaknya banyak faktor yang terlebih dahulu perlu dicermati. Faktor-faktor tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Variabel-Variabel Segmentasi
Sebagaimana diketahui bahwa konsumen memiliki berbagai dimensi yang dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan segmentasi pasar. Penggunaan dasar segmentasi yang tepat dan berdaya guna akan lebih dapat menjamin keberhasilan suatu rencana strategis pemasaran. Salah satu dimensi yang dipandang memiliki peranan utama dalam menentukan segmentasi pasar adalah variabel-variabel yang terkandung dalam segmentasi itu sendiri, dan oleh sebab ituperlu dipelajari.
Dalam hubungan ini Kotler (1995) mengklasifikasikan jenis-jenis variabel segmentasi sebagai berikut:
1.Segmentasi Geografi
Segmentasi ini membagi pasar menjadi unit-unit geografi yang berbeda, seperti negara, propinsi, kabupaten, kota, wilayah, daerah atau kawasan. Jadi dengan segmentasi ini, pemasar memperoleh kepastian kemana atau dimana produk ini harus dipasarkan.
2. Segmentasi Demografi
Segmentasi ini memberikan gambaran bagi pemasar kepada siapa produk ini harus ditawarkan. Jawaban atas pertanyaan kepada siapa dapat berkonotasi pada umur, jenis kelamin, jumlah anggota keluarga, siklus kehidupan keluarga seperti anak-anak, remaja, dewasa, kawin/ belum kawin, keluarga muda dengan satu anak, keluarga dengan dua anak, keluarga yang anak-anaknya sudah bekerja dan seterusnya. Dapat pula berkonotasi pada tingkat penghasilan, pendidikan, jenis pekerjaan, pengalaman, agama dan keturunan
misalnya: Jawa, Madura, Bali, Manado, Cina dan sebagainya.
3. Segmentasi Psikografi
Pada segmentasi ini pembeli dibagi menjadi kelompok-kelompok berdasarkan:
a. Status sosial, misalnya: pemimpin masyarakat, pendidik, golongan elite, golongan menengah, golongan rendah.
b. Gaya hidup misalnya: modern, tradisional, kuno, boros, hemat, mewah dan sebagainya.
c. Kepribadian, misalnya: penggemar, pecandu atau pemerhati suatu produk.
4. Segmentasi Tingkah Laku
 

Segmentasi tingkah laku mengelompokkan pembeli berdasarkan pada pengetahuan, sikap, penggunaan atau reaksi mereka terhadap suatu produk. Banyak pemasar yakin bahwa variabel tingkah laku merupakan awal paling baik untuk membentuk segmen pasar.
Segmentasi perilaku dapat diukur menggunakan indikator sebagai berikut:
1. Manfaat yang dicari
Salah satu bentuk segmentasi yang ampuh adalah mengelompokkan pembeli menurut manfaat berbeda yang mereka cari dari produk. Segmentasi manfaat menuntut ditemukannya manfaat utama yang dicari orang dalam kelas produk, jenis orang yang mencari setiap manfaat dan merek utama yang mempunyai setiap manfaat. Perusahaan dapat menggunakan segmentasi manfaat untuk memperjelas segmen manfaat yang mereka inginkan, karakteristiknya serta merek utama yang bersaing. Mereka juga dapat mencari manfaat baru dan meluncurkan merek yang memberikan manfaat tersebut.
2. Status Pengguna
Pasar dapat disegmentasikan menjadi kelompok bukan pengguna, mantan pengguna, pengguna potensial, pengguna pertama kali dan pengguna regular dari suatu produk. Pengguna potensial dan pengguna regular mungkin memerlukan imbauan pemasaran yang berbeda.
3. Tingkat Pemakaian
Pasar dapat juga disegmentasikan menjadi kelompok pengguna ringan, menengah dan berat. Jumlah pengguna berat sering kali hanya persentase kecil dari seluruh pasar, tetapi menghasilkan persentase yang tinggi dari total pembelian. Pengguna produk dibagi menjadi dua bagian sama banyak, sebagian pengguna ringan dan sebagian lagi pengguna berat menurut tingkat pembelian dari produk spesifik.
4. Status Loyalitas

Sebuah pasar dapat juga disegmentasikan berdasarkan loyalitas konsumen. Konsumen dapat loyal terhadap merek, toko dan perusahaan. Pembeli dapat dibagi menjadi beberapa kelompok menurut tingkat loyalitas mereka. Beberapa konsumen benar-benar loyal, mereka selalu membeli satu macam merek. Kelompok lain agak loyal,mereka loyal pada dua merek atau lebih dari satu produk atau menyukai satu merek tetapi kadang-kadang membeli merek lain. Pembeli lain tidak menunjukkan loyalitas pada merek apapun. Mereka mungkin ingin sesuatu yang baru setiap kali atau mereka membeli apapun yang diobral.
 Segmentasi pasar merupakan langkah pertama dalam strategi pemasaran tiga tahap. Strategi pemasaran tiga tahap yaitu:
  1. Membagi pasar ke dalam kelompok-kelompok yang homogen.
  2. Memilih satu segmen atau lebih yang dijadikan target. Pemasar harus mengambil keputusan atas dasar bauran pemasaran yang khusus yaitu produk, harga, saluran, dan/atau daya tarik promosi khusus untuk setiap segmen yang berbeda.
  3. Menentukan product positioning (posisi produk) sehingga dirasakan oleh para konsumen di setiap segmen yang dibidik sebagai produk yang memberikan kepuasan lebih baik daripada berbagai penawaran bersaing lainnya.

Segmentasi pasar banyak digunakan oleh para pelaku bisnis, diantaranya:
  • Para pemasar, karena strategi segmentasi pasar menguntungkan kedua belah pihak di pasar, para pemasar barabg-barang konsumen menjadi bergairah untuk melaksanakannya.
  • Para pengecer, contohnya The Gap membidik berbagai segmen umur, pendapatan, dan gaya hidup di berbagai toko eceran yang berbeda.
  • Hotel-hotel, membagi pasar mereka dan menargetkan jaringan hotel yang berbeda ke segmen pasar yang berbeda.
  • Perusahaan manufaktur industry, membagi pasar-pasar mereka, seperti yang dilakukan organisasi nirlaba dan media.
  • Badan-badan amal, seperti Palang Merah memfokuskan usaha-usaha pengumpulan dana pada “para penyumbang besar”.
  • Beberapa Pusat Seni Drama, Musik, dan Seni Tari, membagi para pelanggan atas dasar pencarian manfaat dan telah berhasil meningkatkan pengunjung melalui daya tarik promosi khusus.
Bagaimana segmentasi pasar beroperasi?
Studi segmentasi pasar direncanakan untuk mengetahui kebutuhan dan keinginan berbagai kelompok spesifik, sehingga barang dan jasa khusus dapat dikembangkan dan ditingkatkan untuk memuaskan kebutuhan setiap kelompok.
Studi segmentasi juga digunakan untuk menuntun perancangan ulang atau pengaturan ulang posisi produk tertentu atau penambahan segmen baru. Riset segmentasi digunakan oleh para pemasar , berbagai stasiun TV dan radio sampai surat kabar dan majalah untuk:
  1. Menutup kesenjangan produk,
  2. Mengenali media yang paling cocok untuk menempatkan iklan,
  3. Menentukan karakteristik pemirsa dan pendengar serta mengumumkan temuan-temuan untuk menarik para pemasang iklan yang mencari pendengar yang serupa.

DASAR SEGMENTASI PASAR
Dalam menyusun strategi segmentasi, langkah pertama yang harus dilakukan adalah memilih dasar yang paling tepat untuk membagi pasar. Sembilan kategori utama karakteristik konsumen yang menjadi dasar untuk melakukan segmentasi adalah:

1. Segmentasi Geografis
Pada segmentasi geografis, pasar dibagi menurut tempat. Teori dalam strategi ini adalah bahwa orang yang tinggal di daerah yang sama memiliki kebutuhan dan keinginan yang serupa, dan bahwa kebutuhan dan keinginan ini berbeda dari kebutuhan dan keinginan orang-orang yang tinggal di daerah-daerah lain. Sebagai contoh, penjualan produk makanan tertentu dan/atau bermacam-macam makanan lebih baik di satu daerah daripada di berbagai daerah lain. Misalnya, nasi gudeg penjualan paling baik di Yogyakarta, sate ayam penjualan paling baik di Madura, buah apel penjualan paling baik di Malang, dll.
Segmentasi geografis merupakan strategi yang berguna bagi banyak pelaku pemasaran. Menemukan berbagai perbedaan berdasarkan geografis relative mudah untuk berbagai produk. Di samping itu, segmen-segmen geografis dapat dicapai dengan mudah melalui media local, yang mencakup surat kabar, TV, radio, dan majalah.

2. Segmentasi Demografis
Karakteristik demografis yang paling sering digunakan sebagai dasar untuk segmentasi pasar antara lain:
  • Usia,
  • Gender (jenis kelamin),
  • Status perkawinan,
  • Pendapatan, pendidikan, dan pekerjaan, dsb.
Demografis membantu menemukan pasar target atau sasaran. Informasi demografis merupakan cara yang paling efektif dari segi biaya dan paling mudah diperoleh untuk mengenali target. Data-data demografis lebih mudah diukur daripada berbagai variabel segmentasi lain. Berbagai variabel denografis mengungkapkan kecenderungan yang memberikan isyarat berbagai peluang bisnis, seperti pergeseran usia, jenis kelamin, dan distribusi penghasilan.

3. Segmentasi Psikologis
Karakteristik psikologis merujuk ke sifat-sifat diri atau hakiki konsumen perorangan. Strategi segmentasi konsumen sering didasarkan pada berbagai variabel psikologis khusus. Misalnya, para konsumen dapat dibagi menurut motivasi, kepribadian, persepsi, pengetahuan, dan sikap.

4. Segmentasi Psikografis
Bentuk riset konsumen terapan ini biasa disebut analisis gaya hidup. Profil psikografis salah satu segmen konsumen dapat dianggap sebagai gabungan berbagai kegiatan (activities), minat (interests), dan pendapat (opinions) (AIO) konsumen yang dapat diukur. Dalam bentuk yang paling umum, studi psikografis AIO menggunakan serangkaian pernyataan (daftar pernyataan psikografis) yang dirancang untuk mengenali berbagai aspek yang relevan mengenai kepribadian, motif membeli, minat, sikap, kepercayaan, dan nilai-nilai konsumen.

5. Segmentasi Sosial Budaya
Berbagai variabel sosiologis (kelompok) dan antropologis (budaya) yaitu variabel sosial budaya menjadi dasar-dasar lebih lanjut bagi segmentasi pasar. Sebagai contoh, berbagai pasar konsumen telah berhasil dibagi lagi menjadi berbagai segmen berdasarkan tahap dalam siklus kehidupan keluarga, kelas sosial, nilai-nilai budaya inti, keanggotaan subbudaya, dan keanggotaan lintas budaya.

6. Segmentasi Terkait Pemakaian
Bentuk segmentasi ini sangat popular dan efektif dalam menggolongkan konsumen menurut karakteristik produk, jasa, atau pemakaian merek, seperti tingkat pemakaian, tingkat kesadaran, dan tingkat kesetiaan terhadap merek. Segmentasi tingkat pemakaian membedakan antara pemakai berat, pemakai menengah, pemakai ringan, dan bukan pemakai produk, jasa, atau merek khusus.

7. Segmentasi Situasi Pemakaian
Para pemasar memfokuskan pada situasi pemakaian sebagai variabel segmentasi disebabkan oleh kesempatan atau situasi sering menentukan apa yang akan dibeli atau dikonsumsi para konsumen.

8. Segmentasi Manfaat
Berubahnya gaya hidup memainkan peran utama dalam menentukan manfaat produk yang penting bagi konsumen, dan memberikan peluang bagi pemasar untuk memperkenalkan produk dan jasa baru. Segmentasi manfaat dapat digunakan untuk mengatur posisi berbagai merek ke dalam golongan produk yang sama.

9. Segmentasi Gabungan
Tiga pendekatan segmentasi gabungan (hybrid segmentation approach) adalah:
  • Profil Psikografis-Demografis
Profil psikografis dan demografis merupakan pendekatan yang saling melengkapi yang akan memberikan hasil maksimal jika digunakan bersama.
  • Segmentasi Geodemografis
Jenis segmentasi gabungan ini didasarkan pada pendapat bahwa orang yang hidup dekat dengan satu sama lain mungkin mempunyai keuangan, selera, pilihan, gaya hidup, dan kebiasaan konsumsi yang sama.
  • VALS 2
System VALS secara lebih tegas memfokuskan pada usaha menjelaskan perilaku membeli konsumen.

KRITERIA UNTUK MEMBIDIK SEGMEN PASAR SECARA EFEKTIF
Untuk menjadi target yang efektif, maka segmen pasar tertentu haruslah:
  1. Dapat diidentifikasi,
  2. Mencukupi (dari sudut ukuran),
  3. Stabil atau bertumbuh,
  4. Dapat dimasuki (dapat dijangkau) dari sudut media maupun biaya.

MELAKSANAKAN STRATEGI SEGMENTASI
Strategi Pemasaran yang Berbeda (Differential Marketing) adalah menentukan target beberapa segmen dengan menggunakan bauran pemasaran individual.
Strategi Pemasaran Terpusat (Concentrated Marketing) adalah menentukan target hanya satu segmen dengan satu bauran pemasaran unik.
Kontrasegmentasi adalah usaha untuk mengetahui kebutuhan yang lebih umum dan karakteristik konsumen yang akan diterapkan kepada anggota dua segmen atau lebih, dan menggabungkan kembali segmen-segmen itu ke dalam satu segmen yang lebih luas.
 
ANALISIS

Pentingnya perusahaan melakukan segmentasi pasar untuk mengetahui produk hasil perusahaan tepat sasaran bila di pasarkan di pasar mana dan bisa mengetahui untuk kedepanya produk tersebut di mata pasar.
maka kajian segmentasi pasar yang baik dan benar adalah mengoptimalkan keuntungan/laba sebuah perusahaan.

sumber : www.pengetanguansegmentasipasar.blogspot.com

Sabtu, 26 Oktober 2013

TUGAS BI (DIKSI)



Cinta Dan Persahabatan
Mampukah kita membayangkan persahabatan tanpa cinta ?
Persahabatan dan cinta adalah teman terbaik. Karena dimana ada cinta, persahabatan selalu ada di sampingnya. Dan dimana persahabatan berada, cinta selalu tersenyum ceria dan tidak pernah meninggalkan persahabatan.
Pada suatu hari persahabatan mulai berpikir bahwa cinta telah membuat dirinya tidak mendapat perhatian lagi karena persahabatan mengganggap cinta lebih menarik dari pada dirinya.
Hmm… seandainya tidak ada cinta mungkin aku lebih terkenal, dan lebih banyak orang memberi perhatian kepadaku begitu pikir persahabatan. Sejak hari itu persahabatan memusuhi cinta. Ketika cinta mulai bermain bersama persahabatan selalu seperti akan menjauhi cinta. Apabla cinta bertanya kenapa persahabatan menjauhi dirinya, persahabatan hanya memalingkan wajah dan menghindar meninggalkan cinta.
Kesedihan pun menghampiri cinta dan cinta tidak sanggup menahan air matanya lalu menangis tersedu-sedu. Kesedihan hanya termangu memandang cinta yang kehilangan teman baiknya.
Beberapa hari tanpa cinta, persahabatan mulai bergaul dengan kecewa, putus asa, kemarahan dan kebencian. Persahabatan mulai kehilangan sifat manisnya, dan orang-orang mulai tidak menyukai persahabatan. Persahabatan mulai dijauhi dan tidak disukai lagi. Walaupun persahabatan cantik, tetapi sifatnya mulai memuakkan. Persahabatan menyadari dirinya bahwa tidak lagi di sukai lantaran banyak orang yang menjauhi dirinya, persahabatan mulai menyesali keadaannya, dan saat itulah kesedihan melihat persahabatan. Lalu menyampaikan kepada cinta bahwa persahabatan dalam kedukaan.
Dengan segera cinta berlari dan menghampiri persahabatan. Saat persahabatan melihat cinta menghampiri dirinya, dengan air mata yg berlinang persahabatan pun meluapkan seribu penyesalannya meninggalkan cinta. Akhirnya, persahabatan dan cinta kembali menjadi teman baik, persahabatan kembali menjadi pribadi yang menyenangkan dan cinta pun kembali tersenyum ceria. Semua orang akhirnya melihat kedua teman baik itu sebagai berkat dan anugrah dalam kehidupan.Moral,
Mampukah persahabatan tanpa cinta?
Mampukah cinta tanpa persahabatan??
Sering kali kita temui banyak orang memisahkan persahabatan dan cinta karena mereka berpikir “kalau persahabatan sudah diselami dengan cinta, pasti akan menjadi sulit.” Terutama bagi mereka yg menjalin persahabatan antara lelaki dan wanita. Persahabatan merupakan bentuk hubungan yg indah antara manusia, di mana cinta hadir untuk memberikan senyumnya dan mewarnai persahabatan. Tanpa cinta, persahabatan mungkin akan di isi dengan kecewa,benci, marah, egois dan berbagai hal yg membuat persahabatan tidak lagi indah.
Berhentilah membuat batas antara cinta dan persahabatan, biarkanlah mereka tetap menjadi teman baik, yang harus di luruskan adalah cinta bukanlah perusak persahabatan. Cinta memperindah persahabatan kita. Sering kali cinta cuma dijadikan kambing hitam sebagai perusak sebuah persahabatan. Salah besar!! seharusnya dengan adanya cinta, persahabatan akan semakin menyenangkan.
Teman-teman yang sedang mengalami goncangan dalam persahabatan, jangan salahkan cinta! tetapi cobalah perbaiki persahabatanmu dengan cinta, karena cinta akan menutupi segala kesalahan, mengampuni dengan mudah dan membuat sesuatu yg tidak mungkin menjadi mungkin.
Teman-teman yg belum mengerti arti persahabatan, cobalah memulai sebuah persahabatan. Karena dengan persahabatan kalian akan semakin dewasa, tidak egois dan belajar untuk mengerti. bahwa segala sesuatu tidak selalu terjadi dengan keinginan kita.
Teman-teman yang sedang kecewa dengan persahabatan, renungkanlah. Apakah saya sudah menjalani persahabatan dengan benar dan cobalah memahami arti persahabatan buat hidupmu. Keinginan, semangat, pengertian, kematangan, kelemahlembutan dan segala hal yg baik akan kita temui dalam persahabatan.

ANALISA
SINONIM
1.Melihat : Menganggap
2.Baik : Bagus
3.Senang : Gembira
ANTONIM
1.Baik : Jelek
2.Cinta : Benci
3.Teman : Musuh
HOMONIM
1.Manis : Tidak pahit
   Manis : Cantik,Enak Dilihat
KONOTASI
Seringkali cinta Cuma dijadikan kambing hitam sebagai perusak sebuah persahabatan


Jumat, 11 Oktober 2013

jurnal perilaku konsumen



BAB I
PENDAHULUAN
PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK MIE INSTAN ( INDOMIE DAN SEDAP)
1.1 Latar Belakang Masalah
Pada dasarnya produk Mie Instan diketahui adalah salah satu produk makanan cepat saji yang semakin lama semakin banyak digemari oleh masyarakat khalayak luas . karena proses pembuatannya yang mudah membuat masyarakat tidak perlu susah payah membuatnya, Produk ini pun biasa dikonsumsi dengan harga yang relative terjangkau mudah didapatkan dan sifatnya tahan lama.
Produk ini pun bisa dibeli dari kalangan bawah sampai menengah atas,dan produk yang dikeluarkan mie instan ini pun tentunya beragam, dari segi kemasan serta peningkatan kualitasnya pun pasti berbeda.dengan semakin banyaknya merk mie instan yang ada dipasaran berarti menmberikan keleluasan bagi konsumen untuk memilih merk yang sesuai dengan keinginannya, oleh karena itu sangat perlu bagi perusahaan untuk menganalisis perilaku konsumen mie instan untuk mengetahui pola pembeliannya, dengan banyaknya merk mie instan yang ada dipasaran akan mendorong perusahaan bersaing mendapatkan calon konsumen melalui berbagai strategi yang tepat. Misalnya mengubah kemasan yang menarik ,warna, aroma, promosi dan harga.
Minat beli adalah tahap kecenderungan responden untuk bertindak sebelum keputusan membeli benar-benar dilaksanakan. Terdapat perbedaan antara pembelian aktual dan minat pembelian ulang. Bila pembelian aktual adalah pembelian yang benar-benar dilakukan oleh konsumen, maka minat pembelian ulang adalah niat untuk melakukan pembelian kembali pada kesempatan mendatang (Kinnear & Taylor, 1995).
Menurut Assael (1995) keinginan untuk membeli merupakan tendensi konsumen untuk membeli suatu produk. Pengukuran keinginan untuk membeli tersebut merupakan suatu hal yang penting dalam pengembangan strategi pemasaran. Para pemasar biasanya mencoba coba elemen dari bantuan pemasaran mana yang menentukan atau berpengaruh pada konsumen untuk membeli produk. Selain itu perlu diperhatikan bahwa keputusan untuk membeli suatu produk dipengaruhi oleh dua hal yaitu sikap dan pendirian orang lain dan faktor situasi yang tidak diantisipasi. Sampai dimana pengaruh orang lain tersebut terhadap minat membeli konsumen ditentukan oleh intensitas dari pendirian negatif orang lain terhadap alternatif yang disuka konsumen, dan motivasi konsumen untuk menuruti orang lain. Sedangkan pengaruh faktor situasi yang diantisipasi terhadap minat membeli konsumen didasarkan pada faktor-faktor seperti pendapatan
keluarga yang diharapkan, dan melihat produk yang diharapkan.Produsen pun harus lebih jauh lagi dalam mendistribusikan produknya kepasar konsumen berusaha agar produknya dapat diterima sesuai dengan apa yang diinginkan oleh konsumen .di era munculnya puluhan merk dalam kategori satu barang, memberikan kemungkinan bagi konsumen untuk melakukan pindah merk dengan mudah, sebagai contoh merk mie instan yang semula yang dikuasai oleh beberapa merk kuat, kini dengan cepat bermunculan merk – merk baru dengan harga yang lebih murah dan dipromosikan dengan gencar. Di layar televisi bisa disaksikan beberapa banyaknya merk – merk baru yang mencoba masuk pasar yang sebenarnya merk tersebut telah dikuasai oleh merk – merk kuat.dalam hal bisnis seperti itu memang tidak bisa dihindari. Yang paling praktis dan disukai daripada sereal. Dari segi citarasa pun , mie instan mudah diterima semua golongan. Melihat kesuksean dari produk Mie instan Indomie .
Produsen yang ingin membuat produk agar produknya disukai oleh konsumen adalah sama dengan produk Mie instan hanya saja produsen tersebut harus pintar pintarnya memeberikan warna yang baru, produk tersebut adalah Produk Mie Instan dengan Merk SEDAP. Mie sedap ini adalah merk Mie instan popular kedua dibawah produk dari Indomie yang diproduksi oleh Wingsfood , diluncurkan pada tahun 2003, selain itu Mie sedap juga dijual keluar negeri , antara lain Malaysia. Pada tahun 2008 mie sedap meluncurkan kemasan baru dengan formula baru yang diperkaya 7 vitamin, dan pada tahun 2009 mie sedap meluncurkan rasa barunya. Mula-mula persaingan hanya sebatas beradu iklan tetapi lama kelamaan menjadi persaingan penjualan produk di pasaran.
Pada dua periode sekitar tahun 2003 – 2004 selalu terjagag baik dibenak konsumen mendapatkan tantanngan pada kurun waktu 2005 – 2007 pada saat mie sedap menguasai pasar konsumen mie instan di Indonesia.PT Indofood tidak bisa diam terlalu lama melihat agresivitas digelar demi mempertahankan panga pasar sekaligus gelar sang pemimpin, Enam tahun lalu Indofood masih menjadi penguasa mutlak pasar mie instan di Indonesia.kemudian Wingsfood dengan produk mie Sedap nya makin agresif memainkan kombinasi kampanye terintegrasidi tahun 2005 – 2006 . tidak hanya diatas garis yang diperkuat, belanja iklannya pun diperkuat menjadi hamper 80 % tidak kalah hebohnya dan atraktif. Hal ini bertujuan untuk mendongkrak mie sedap dimata konsumen di Indonesia.
Penelitian Spears & Singh (2004) mendapatkan kesimpulan bahwa sikap terhadap iklan berpengaruh langsung terhadap sikap terhadap merek yang akhirnya mempengaruhi minat beli konsumen. Penelitian Biehal et al., 1992; Brown & Stayman, 1992; MacKenzie et al. 1986 menunjukkan adanya hubungan positif antara sikap pada iklan terhadap brand awareness. Sedangkan hasil penelitian dari Teng; Laroche; & Zhu (2007) pembuat iklan juga harus memikirkan adanya brand awareness, karena menurutnya brand awareness dapat mempengaruhi sikap terhadap merek. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Peyrot dan Van Doren (1994), disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif antara sikap terhadap merek terhadap minat beli ulang konsumen.
Dari uraian tersebut diatas penelitian ini dinamakan adalah Pengaruh Bauran Pemasaran terhadap keputusan Pembelian Produk Mie instan dengan merk Mie Sedap dan Indomie.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan konsumen pembelian produk Mie Instan dengan merek Mie Sedap dan Indomie ?
2. Bagaimana pengaruh sikap terhadap iklan merek pada konsumen mi instan Indomie dan Sedap ?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk menganalisis pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan konsumen pembelian produk Mie instan dengan merek Mie Sedap dan Indomie.
2. Untuk menganalisis pengaruh sikap terhadap iklan merek pada konsumen Mie instan Indomie dan Sedap.
1.4 Hipotesis
Adanya banyak persaingan merek produk dalam satu produk yang sama guna untuk menarik minat konsumen dengan berbagai strategi untuk dapat memasarkan ke pasaran. Dan bersaing secara sehat pada masing masing produsen untuk mendapatkan keuntungan secara optimal pada produk yang dipasarkannya.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pemasaran
Pemasaran merupakan proses penyusunan komunikasi terpadu untuk memberikan informasi mengenai barang dan jasa dengan maksud untuk memenuhi kebutuhan manusia, dimana kedua produk mie instan tersebut bisa memasarkan produknya ke pasaran dengan strategi masing masing pihak untuk dapat menarik minta konsumen.
Pemasaran dimulai dengan pemenuhan kebutuhan manusia yang kemudian tumbuh menjadi keinginan manusia , contoh : seorang manusia yang membutuhkan mie instan dalam memenuhi kebutuhan laparnya, maka ia akan niat membeli ke warung terdekat untuk mendapatkan produk yang dicari. Proses dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan manusia inilah yang menjadi konsep pemasaran. Mulai dari pemenuhan produk, harga , tempat dan promosi seperti yang akan kita bahas nanti pada konsep bauran pemasaran ini, pemasar harus mempunyai konsep dan prinsip agar kegiatan pemasarannyadapat tercapai sesuai dengan kebutuhan dan keinginan manusia terutama pihak konsumen yang dituju.
2.2 Bauran Pemasaran
Bauran pemasaran merupakan kelompok kiat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai sasaran pemasarannya dalam pasar sasaran, dimana kelompok – kelompok tersebut terdiri dari Produk , price, promotion, dan place. Yang sering kita kenal dengan 4P.
2.2.1 Product (Produk).
Produk merupakan sebuah barang yang ditunjukan kepada konsumen melalui pemuasan kebutuhan dan keinginan pelanggan. Produk disini bisa berupa apa saja (baik yang berwujud fisik maupun tidak) yang dapat ditawarkan kepada pelanggan potensial untuk.memenuhi kebutuhan dan keinginan tertentu. Produk merupakan semua yang ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, diperoleh dan digunakan atau dikonsumsi untuk dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan yang berupa fisik, jasa, orang, organisasi dan ide.
Para produsen dari masing masing yang menjual produk Mie instan tersebut harus bisa bersaing, untuk bisa menarik perhatian pelanggan. Bagaimana pun caranya produk tersebut bisa laku keras pada pemasaran. Produk yang dibuat oleh produsen tersebut tidak boleh sembarangan, produk tersebut harus diteliti dan diujicoba pada laboratorium yang membuat lebel halal pada kemasan mie tersebut.
Produsen harus tau keinginan para konsumennya, produk mana yang paling diminati oleh konsumen tersebut. Kemungkinan besar penjual harus bisa membuat produk itu menjadi produk yang berwarna, dengan merubah kemasan , kualitas dan kuantitasnya, guna ingin mendapatkan keuntungan yang optimal.
2.2.2 Price (Harga)
Price merupakan besarnya rupiah yang harus dikeluarkan seorang konsumen untuk memperoleh satu buah produk dan hendaknya harga akan dapat terjangkau oleh konsumen.
Seperti yang kita tahu bahwa produk mie instan itu harganya sangat terjangkau dan mudah dibeli dimana saja, otomatis perusahaan perusahaan mie instan dengan merek mie sedap dan indomie tersebut harus bisa membuat harga yang seoptimal mungkin untuk menarik pelanggan agar produknya bisa laku keras, kemungkinan yang kita tahu bahwa harga produk mie sedap lebih murah dibandingkan dengan produk mie Indomie, kenapa ? ada beberapa yang menjadi alasan tentang perbedaan harga tersebut. Konsumen lebih suka dengan Indomie karena mungkin rasa bumbu dan mie nya itu pas dengan seleranya, walaupun harganya agak sedikit lebih mahal dengan produk mie Sedap, kemasan indomie juga lebih menarik dibandingkan dengan produk mie sedap. Disarankan bahwa harga tersebut pun sangat mempengaruhi dari nilai produk itu sendiri, jadi jangan harga murah rasapun tidak begitu enak juga (itu jangan) lebih baik harga murah , rasa pas dan minat konsumen pun banyak.karena perusaahaan yang seperti ini tidak begitu mengandalkan keuntungan yang besar, melainkan banyaknya konsumen yang membeli produk itu dengan selera masing masing.
2.2.3 Promotion (Promosi)
Promotion merupakan menggambarkan berbagai macam cara yang ditempuh perusahaan dalam rangka menjual produk ke konsumen . Bauran promosi tersebut meliputi berbagai metode, yaitu Iklan, Promosi Penjualan, Penjualan Tatap Muka dan Hubungan Masyarakat.
Produk mie instan dengan merek Indomie dan Sedap harus bisa mempromosikan barangnya kepada konsumen , Banyak cara untuk bisa menjual produknya itu keberbagai sumber dengan cara memasarkan ke iklan – iklan, promosi dan lain sebagainya. Cara pembelian produk dengan system buy five get one itu juga sudah bisa menari konsumen untuk melakukan pembelian tersebut.jadi penjual harus berusaha sekeras mungkin untuk dapat memasarkan produknya .
2.2.4 Saluran Distribusi (Place)
Place merupakan keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses terhadap jasa bagi para pelanggan. Tempat dimana produk tersedia dalam sejumlah saluran distribusi dan outlet yang memungkinkan konsumen dapat dengan mudah memperoleh suatu produk.
Produk dari kedua diatas harus tahu mana tempat yang bisa digunakan untuk menjual produknya tersebut , mencari tempat yang letaknya strategis dan mempermudah akses penjualan sangat penting dilakukan. Tetapi biasanya produk kedua mie instan tersebut sering kita lihat dijual diberbagai supermarket kesayangan kita. Jadi kalau memang kurang cukup untuk menjual produknya , ya diharapkan untuk membuka atau mencari tempat lain dan yang bisa dikunjungi oleh para konsumen untuk membeli produknya.
2.3 Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian adalah bagaimana seorang konsumen memutuskan untuk mendapatkan produknya sesuai dengan harapan yang diinginkan .pastinya pembeli tahu mana rasa, kemasan, produk yang menarik dari kedua jenis produk tersebut yang sesuai dengan selera konsumen.maka dari itu kedua produk mie tersebut harus bisa menarik minat konsumen agar keputusan pembelian jatuh pada produk yang diinginkan penjual mie tersebut.
Produk, harga , promosi, dan distribusi sangat berpengaruh terhadap keputusan pembelian, karena konsumen selalu melihat produk tersebut dari keempat bauran tersebut. Jika salah satu kurang diminati konsumen, maka produk tersebut tidak akan dipilih oleh konsumen, jadi produsen harus sangat teliti untuk membuat produk tersebut agar dapat diminati konsumen.
2.4 Penelitian sebelumnya
no peneliti variabel hasil
1 Dyah kurniati 2009 Produk, harga, promosi, distribusi dengan keputusan pembelian Produk, harga yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian .
2 google
2.5 Kerangka Pemikiran
Hipotesis
Ada pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian produk mie instan, dimulai dari jenis produknya, harga, kemasan , dan kualitasnya. Produsen sekarang haru lebih gesit lagi untuk dapat mengembangkan produknya, agar produsen lain tidak bisa menyusul kegiatan yang kita lakukan untuk memasarkan produk yang kita buat.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian yang dipilih dalam penelitian ini adalah para konsumen mi instan merek Indomie dan sedap yang ada disekitar masyarakat sekitar dengan permasalahan yang dihadapi.
3.2 Populasi dan Sampel
3.2.1 Populasi
Populasi merupakan kumpulan individu atau obyek yang memiliki kualitas serta ciri-ciri yang telah ditetapkan. Berdasarkan kualitas dan ciri-ciri tersebut, populasi dapat diartikan sebagai kumpulan elemen yang dapat digunakan untuk membuat beberapa kesimpulan. Populasi pada penelitian ini adalah konsumen mi instan merek Indomie dan sedap. Jumlah populasi sangat banyak dan tidak diketahui secara angka pasti. keseluruhan dari produk produk mie instan yang akan dijual kepasaran dengan menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungannya antara satu variable dengan variabel lainnya atau dengan kata lain melihat hubungan antara variable bebas (sikap terhadap iklan dan brand awareness) terhadap variabel tergantung yaitu sikap terhadap merek dan minat beli ulang. Dengan demikian penelitian ini termasuk dalam penelitian kausalitas. Menurut Ferdinand (2006) penelitian kausalitas adalah penelitian yang ingin mencari penjelasan dalam bentuk hubungan sebab akibat (cause-effect) antara beberapa konsep atau beberapa variabel yang dikembangkan. Penelitian kausalitas diarahkan untuk menggambarkan adanya hubungan sebab akibat antara beberapa situasi yang digambarkan dalam variabel dan atas dasar itulah ditarik sebuah kesimpulan umum.
3.2.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang memiliki karakteristik yang relatif sama dan dianggap dapat mewakili populasi (Sugiyono, 1999). Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling, dimana peneliti memilih sampel berdasarkan penilaian terhadap beberapa karakteristik anggota sampel yang disesuaikan dengan maksud penelitian (Kuncoro, 2003). Responden haruslah orang yang benar-benar mengerti dan memahami mi instan merek Indomie dan sedap. Oleh karena itu konsumen yang dijadikan responden dalam penelitian ini adalah konsumen yang mengkonsumsi mi instan merek Indomie dan sedap yang sudah pernah mengkonsumsi Indomie minimal satu kali. Untuk memperoleh responden dilakukan dengan menanyakan terlebih dahulu kepada konsumen, apabila sanggup atau cocok dijadikan sampel maka kepadanya akan diberikan kuesioner. Dengan pertimbangan bahwa konsumen mi instan merek Indomie dan sedap tersebar baik di pusat kota maupun kecamatan-kecamatan yang mempunyai jumlah penduduk yang padat.
Menurut Hair dkk (2006) besarnya sampel bila terlalu besar akan menyulitkan untuk mendapat model yang cocok, dan disarankan ukuran sampel yang sesuai antara 100-200 responden agar dapat digunakan estimasi interpretasi dengan SEM. Untuk itu jumlah sampel akan ditentukan berdasarkan hasil perhitungan sampel minimum. Penentuan jumlah sampel minimum untuk SEM menurut Hair dkk (2006) adalah:
(Jumlah indikator + jumlah variabel laten) x (estimated parameter) Berdasarkan pedoman tersebut, maka jumlah sampel minimum untuk penelitian ini adalah:
Sampel minimal = (15 + 4) x 6 = 114 responden
3.3 Tekhnik Pengumpulan Data
Data primer yaitu data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui sumber perantara) dan data dikumpulkan secara khusus untuk menjawab pertanyaan penelitian yang sesuai dengan keinginan peneliti (Indriantoro & Supomo, 1999). Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner dengan pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner yang meliputi variabel-variabel sikap terhadap iklan, brand awareness, sikap terhadap merek, dan minat beli ulang.
Indriantoro & Supomo (1999) menyatakan bahwa data sekunder adalah data yang merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan tidak dipublikasikan. Data sekunder dalam penelitian ini adalah berupa data brand awareness konsumen mi instan dan company profile dari PT. Indofood Indonesia.
3.4 Alat Analisa Data
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan 2 macam angket yaitu:
1. Angket dengan pertanyaan terbuka, yaitu angket yang terdiri atas pertanyaan yang digunakan untuk mendapatkan informasi, saran dan masukan dari responden.
2. Angket dengan pertanyaan tertutup, yaitu angket yang digunakan untuk mendapatkan data tentang sikap terhadap iklan, brand awareness, sikap terhadap merek, dan minat beli ulang.
Kuisioner digunakan sebagai alat bantu dalam pengumpulan data yang diatur sedemikian rupa dengan menggunakan formulir yang sudah disusunsebelumnya. Pertanyaan dalam angket tertutup menggunakan skala Numerical.
Penelitian dengan menggunakan Numerical scale 1-10 dengan alasan-alasan sebagai berikut (Husein, 1999) :
1. Untuk mendapatkan data yang bersifat universal
2. Beberapa buku teks menganjurkan agar data pada kategori “netral” tidak dipakai dalam analisis selama responden tidak memberikan alasannya.
3. Untuk menghindari kategori tidak tahu. Dalam skala numerikal, angka 1 menunjukkan bahwa responden memberikan tanggapan yang sangat tidak setuju terhadap pertanyaan yang diajukan, sedangkan angka 10 menunjukkan sangat setuju untuk mendapatkan data yang bersifat interval dan diberi skor atau nilai sebagai berikut:
Sangat tidak setuju Sangat setuju
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Karakteristik responden melalui jenis kelamin :
Jenis kelamin jumlah persentase
Laki – laki 52 45.61
Perempuan 62 54.39
Total responden 114 100
Sumber: Data primer, diolah, 2009
Berdasarkan Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 114 responden yang terbanyak adalah responden yang berjenis kelamin perempuan yaitu sebesar 54,39 persen sedangkan jenis kelamin laki-laki adalah 45,61 persen. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar konsumen yang memilih untuk membeli mi instan adalah perempuan.
Bab IV
Hasil dan Pembahasan
Penelitian ini mencoba untuk menganalisis variabel-variabel yang berkaitan dengan sikap terhadap merek. Variabel yang mendukung penelitian ini diambil dari beberapa jurnal yaitu: Spears dan Singh (2004), Biehal et al. (1992), Teng et al. (2007), dan Peyrot dan Van Doren (1994). Model penelitian tersebut menunjukkan adanya 4 (empat) hipotesis. Hipotesis-hipotesis lain adalah (hipotesis 1) sikap terhadap iklan berpengaruh positif terhadap sikap terhadap merek, (hipotesis 2) sikap terhadap iklan berpengaruh positif terhadap brand awareness, (hipotesis 3) brand awareness berpengaruh positif sikap terhadap merek, dan (hipotesis 4) sikap terhadap merek berpengaruh positif terhadap minat beli ulang.
Hasil penelitian diharapkan dapat menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu apa faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan sikap terhadap merek terhadap minat beli ulang? Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara metode purposive sampling. Cara ini diambil dengan teknik pengambilan sampel dengan berdasarkan pertimbangan tertentu,
dimana sampel dipilih dengan syarat-syarat yang dipandang memiliki ciri-ciri esensial yang relevan dengan penelitian. Jumlah responden yang ditentukan sebagai sampel dalam penelitian ini adalah 114 konsumen. Teknik analisis yang dipakai untuk menginterpretasikan dan menganalisis data dalam penelitian ini adalah dengan teknik Structural Equation Model (SEM) dari software AMOS 16. Proses analisis yang dilakukan terhadap data penelitian yang diperoleh dari 114 responden. Hasil analisis data tersebut akan menjelaskan hubungan kausalitas antara variabel yang sedang dikembangkan dalam model penelitian ini. Model yang diajukan dapat diterima setelah asumsi-asumsi telah terpenuhi yaitu normalitas dan Standardized Residual Covariance < 1,96. Sementara nilai Determinat of Covariance Matrixnya 848,017. Setelah dilakukan penelitian, yang menguji keempat hipotesis yang dilakukan, maka diambil kesimpulan atas hipotesis-hipotesis tersebut.
BAB V
Kesimpulan
Kesimpulan atas masalah penelitian didasarkan atas temuan permasalahan penelitian yang teridentifikasi dan tersusun pada Bab 1. Dimana tujuan dari penelitian ini adalah mencari jawaban atas rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini yaitu bagaimana meningkatkan sikap terhadap merek dan implikasinya pada minat beli ulang?. Dari hasil penelitian telah menjawab masalah penelitian tersebut yang signifikan menghasilkan proses dasar yang mempengaruhi dan dipengaruhi sikap terhadap merek. Sikap terhadap merek dapat dicapai melalui sikap terhadap iklan dan brand awareness, yang pada akhirnya sikap terhadap merek tersebut dapat mendorong minat beli ulang. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa untuk meningkatkan minat beli ulang antara lain terdapat dua proses dasar, yaitu: untuk membangun minat beli ulang dapat dilakukan melalui peningkatan sikap terhadap iklan Indomie, dimana sikap terhadap merek Indomie
dapat dicapai dengan peningkatan sikap terhadap iklan yang tinggi. Semakin tinggi memiliki sikap terhadap iklan yang ada maka akan semakin tinggi sikap terhadap mereknya, dan semakin tinggi sikap terhadap merek akan semakin membangun minat beli ulang.
Dyah Kurniawati NIM C4A007042PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMENPROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2009Digital Collections
/jiunkpe/s1/masa/2009/jiunkpe-ns-s1-2009-36403082-12588-indomie-chapter1.pdf
(g00gle)
kicky yunila

Analisis :
Penelitian ini mencoba untuk menganalisis variabel-variabel yang berkaitan dengan sikap terhadap merek. Variabel yang mendukung penelitian ini diambil dari beberapa jurnal yaitu: Spears dan Singh (2004), Biehal et al. (1992), Teng et al. (2007), dan Peyrot dan Van Doren (1994). Model penelitian tersebut menunjukkan adanya 4 (empat) hipotesis. Hipotesis-hipotesis lain adalah (hipotesis 1) sikap terhadap iklan berpengaruh positif terhadap sikap terhadap merek, (hipotesis 2) sikap terhadap iklan berpengaruh positif terhadap brand awareness, (hipotesis 3) brand awareness berpengaruh positif sikap terhadap merek, dan (hipotesis 4) sikap terhadap merek berpengaruh positif terhadap minat beli ulang.
Dari hasil penelitian telah menjawab masalah penelitian tersebut yang signifikan menghasilkan proses dasar yang mempengaruhi dan dipengaruhi sikap terhadap merek. Sikap terhadap merek dapat dicapai melalui sikap terhadap iklan dan brand awareness, yang pada akhirnya sikap terhadap merek tersebut dapat mendorong minat beli ulang. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa untuk meningkatkan minat beli ulang antara lain terdapat dua proses dasar, yaitu: untuk membangun minat beli ulang dapat dilakukan melalui peningkatan sikap terhadap iklan Indomie, dimana sikap terhadap merek Indomie