BAB I
PENDAHULUAN
PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK MIE INSTAN (
INDOMIE DAN SEDAP)
1.1 Latar Belakang Masalah
Pada dasarnya produk Mie Instan diketahui adalah salah satu produk makanan
cepat saji yang semakin lama semakin banyak digemari oleh masyarakat khalayak
luas . karena proses pembuatannya yang mudah membuat masyarakat tidak perlu
susah payah membuatnya, Produk ini pun biasa dikonsumsi dengan harga yang
relative terjangkau mudah didapatkan dan sifatnya tahan lama.
Produk ini pun bisa dibeli dari kalangan bawah sampai menengah atas,dan produk
yang dikeluarkan mie instan ini pun tentunya beragam, dari segi kemasan serta
peningkatan kualitasnya pun pasti berbeda.dengan semakin banyaknya merk mie
instan yang ada dipasaran berarti menmberikan keleluasan bagi konsumen untuk
memilih merk yang sesuai dengan keinginannya, oleh karena itu sangat perlu bagi
perusahaan untuk menganalisis perilaku konsumen mie instan untuk mengetahui pola
pembeliannya, dengan banyaknya merk mie instan yang ada dipasaran akan
mendorong perusahaan bersaing mendapatkan calon konsumen melalui berbagai
strategi yang tepat. Misalnya mengubah kemasan yang menarik ,warna, aroma,
promosi dan harga.
Minat beli adalah tahap kecenderungan responden untuk bertindak sebelum
keputusan membeli benar-benar dilaksanakan. Terdapat perbedaan antara pembelian
aktual dan minat pembelian ulang. Bila pembelian aktual adalah pembelian yang
benar-benar dilakukan oleh konsumen, maka minat pembelian ulang adalah niat
untuk melakukan pembelian kembali pada kesempatan mendatang (Kinnear &
Taylor, 1995).
Menurut Assael (1995) keinginan untuk membeli merupakan tendensi konsumen untuk
membeli suatu produk. Pengukuran keinginan untuk membeli tersebut merupakan
suatu hal yang penting dalam pengembangan strategi pemasaran. Para pemasar
biasanya mencoba coba elemen dari bantuan pemasaran mana yang menentukan atau
berpengaruh pada konsumen untuk membeli produk. Selain itu perlu diperhatikan
bahwa keputusan untuk membeli suatu produk dipengaruhi oleh dua hal yaitu sikap
dan pendirian orang lain dan faktor situasi yang tidak diantisipasi. Sampai
dimana pengaruh orang lain tersebut terhadap minat membeli konsumen ditentukan
oleh intensitas dari pendirian negatif orang lain terhadap alternatif yang
disuka konsumen, dan motivasi konsumen untuk menuruti orang lain. Sedangkan
pengaruh faktor situasi yang diantisipasi terhadap minat membeli konsumen
didasarkan pada faktor-faktor seperti pendapatan
keluarga yang diharapkan, dan melihat produk yang diharapkan.Produsen pun harus
lebih jauh lagi dalam mendistribusikan produknya kepasar konsumen berusaha agar
produknya dapat diterima sesuai dengan apa yang diinginkan oleh konsumen .di
era munculnya puluhan merk dalam kategori satu barang, memberikan kemungkinan
bagi konsumen untuk melakukan pindah merk dengan mudah, sebagai contoh merk mie
instan yang semula yang dikuasai oleh beberapa merk kuat, kini dengan cepat
bermunculan merk – merk baru dengan harga yang lebih murah dan dipromosikan
dengan gencar. Di layar televisi bisa disaksikan beberapa banyaknya merk – merk
baru yang mencoba masuk pasar yang sebenarnya merk tersebut telah dikuasai oleh
merk – merk kuat.dalam hal bisnis seperti itu memang tidak bisa dihindari. Yang
paling praktis dan disukai daripada sereal. Dari segi citarasa pun , mie instan
mudah diterima semua golongan. Melihat kesuksean dari produk Mie instan Indomie
.
Produsen yang ingin membuat produk agar produknya disukai oleh konsumen
adalah sama dengan produk Mie instan hanya saja produsen tersebut harus pintar
pintarnya memeberikan warna yang baru, produk tersebut adalah Produk Mie Instan
dengan Merk SEDAP. Mie sedap ini adalah merk Mie instan popular kedua dibawah
produk dari Indomie yang diproduksi oleh Wingsfood , diluncurkan pada tahun
2003, selain itu Mie sedap juga dijual keluar negeri , antara lain Malaysia.
Pada tahun 2008 mie sedap meluncurkan kemasan baru dengan formula baru yang
diperkaya 7 vitamin, dan pada tahun 2009 mie sedap meluncurkan rasa barunya.
Mula-mula persaingan hanya sebatas beradu iklan tetapi lama kelamaan menjadi
persaingan penjualan produk di pasaran.
Pada dua periode sekitar tahun 2003 – 2004 selalu terjagag baik dibenak
konsumen mendapatkan tantanngan pada kurun waktu 2005 – 2007 pada saat mie
sedap menguasai pasar konsumen mie instan di Indonesia.PT Indofood tidak bisa
diam terlalu lama melihat agresivitas digelar demi mempertahankan panga pasar
sekaligus gelar sang pemimpin, Enam tahun lalu Indofood masih menjadi penguasa
mutlak pasar mie instan di Indonesia.kemudian Wingsfood dengan produk mie Sedap
nya makin agresif memainkan kombinasi kampanye terintegrasidi tahun 2005 – 2006
. tidak hanya diatas garis yang diperkuat, belanja iklannya pun diperkuat
menjadi hamper 80 % tidak kalah hebohnya dan atraktif. Hal ini bertujuan untuk
mendongkrak mie sedap dimata konsumen di Indonesia.
Penelitian Spears & Singh (2004) mendapatkan kesimpulan bahwa sikap
terhadap iklan berpengaruh langsung terhadap sikap terhadap merek yang akhirnya
mempengaruhi minat beli konsumen. Penelitian Biehal et al., 1992; Brown &
Stayman, 1992; MacKenzie et al. 1986 menunjukkan adanya hubungan positif antara
sikap pada iklan terhadap brand awareness. Sedangkan hasil penelitian dari
Teng; Laroche; & Zhu (2007) pembuat iklan juga harus memikirkan adanya
brand awareness, karena menurutnya brand awareness dapat mempengaruhi sikap
terhadap merek. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Peyrot dan Van Doren
(1994), disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif antara sikap terhadap merek
terhadap minat beli ulang konsumen.
Dari uraian tersebut diatas penelitian ini dinamakan adalah Pengaruh Bauran
Pemasaran terhadap keputusan Pembelian Produk Mie instan dengan merk Mie Sedap
dan Indomie.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan konsumen pembelian
produk Mie Instan dengan merek Mie Sedap dan Indomie ?
2. Bagaimana pengaruh sikap terhadap iklan merek pada konsumen mi instan
Indomie dan Sedap ?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk menganalisis pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan konsumen
pembelian produk Mie instan dengan merek Mie Sedap dan Indomie.
2. Untuk menganalisis pengaruh sikap terhadap iklan merek pada konsumen Mie
instan Indomie dan Sedap.
1.4 Hipotesis
Adanya banyak persaingan merek produk dalam satu produk yang sama guna untuk
menarik minat konsumen dengan berbagai strategi untuk dapat memasarkan ke
pasaran. Dan bersaing secara sehat pada masing masing produsen untuk
mendapatkan keuntungan secara optimal pada produk yang dipasarkannya.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pemasaran
Pemasaran merupakan proses penyusunan komunikasi terpadu untuk memberikan
informasi mengenai barang dan jasa dengan maksud untuk memenuhi kebutuhan
manusia, dimana kedua produk mie instan tersebut bisa memasarkan produknya ke
pasaran dengan strategi masing masing pihak untuk dapat menarik minta konsumen.
Pemasaran dimulai dengan pemenuhan kebutuhan manusia yang kemudian tumbuh
menjadi keinginan manusia , contoh : seorang manusia yang membutuhkan mie
instan dalam memenuhi kebutuhan laparnya, maka ia akan niat membeli ke warung
terdekat untuk mendapatkan produk yang dicari. Proses dalam pemenuhan kebutuhan
dan keinginan manusia inilah yang menjadi konsep pemasaran. Mulai dari
pemenuhan produk, harga , tempat dan promosi seperti yang akan kita bahas nanti
pada konsep bauran pemasaran ini, pemasar harus mempunyai konsep dan prinsip
agar kegiatan pemasarannyadapat tercapai sesuai dengan kebutuhan dan keinginan
manusia terutama pihak konsumen yang dituju.
2.2 Bauran Pemasaran
Bauran pemasaran merupakan kelompok kiat pemasaran yang digunakan perusahaan
untuk mencapai sasaran pemasarannya dalam pasar sasaran, dimana kelompok –
kelompok tersebut terdiri dari Produk , price, promotion, dan place. Yang
sering kita kenal dengan 4P.
2.2.1 Product (Produk).
Produk merupakan sebuah barang yang ditunjukan kepada konsumen melalui pemuasan
kebutuhan dan keinginan pelanggan. Produk disini bisa berupa apa saja (baik
yang berwujud fisik maupun tidak) yang dapat ditawarkan kepada pelanggan
potensial untuk.memenuhi kebutuhan dan keinginan tertentu. Produk merupakan
semua yang ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, diperoleh dan digunakan atau
dikonsumsi untuk dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan yang berupa fisik, jasa,
orang, organisasi dan ide.
Para produsen dari masing masing yang menjual produk Mie instan tersebut harus
bisa bersaing, untuk bisa menarik perhatian pelanggan. Bagaimana pun caranya
produk tersebut bisa laku keras pada pemasaran. Produk yang dibuat oleh produsen
tersebut tidak boleh sembarangan, produk tersebut harus diteliti dan diujicoba
pada laboratorium yang membuat lebel halal pada kemasan mie tersebut.
Produsen harus tau keinginan para konsumennya, produk mana yang paling diminati
oleh konsumen tersebut. Kemungkinan besar penjual harus bisa membuat produk itu
menjadi produk yang berwarna, dengan merubah kemasan , kualitas dan
kuantitasnya, guna ingin mendapatkan keuntungan yang optimal.
2.2.2 Price (Harga)
Price merupakan besarnya rupiah yang harus dikeluarkan seorang konsumen untuk
memperoleh satu buah produk dan hendaknya harga akan dapat terjangkau oleh
konsumen.
Seperti yang kita tahu bahwa produk mie instan itu harganya sangat terjangkau
dan mudah dibeli dimana saja, otomatis perusahaan perusahaan mie instan dengan
merek mie sedap dan indomie tersebut harus bisa membuat harga yang seoptimal
mungkin untuk menarik pelanggan agar produknya bisa laku keras, kemungkinan
yang kita tahu bahwa harga produk mie sedap lebih murah dibandingkan dengan
produk mie Indomie, kenapa ? ada beberapa yang menjadi alasan tentang perbedaan
harga tersebut. Konsumen lebih suka dengan Indomie karena mungkin rasa bumbu
dan mie nya itu pas dengan seleranya, walaupun harganya agak sedikit lebih
mahal dengan produk mie Sedap, kemasan indomie juga lebih menarik dibandingkan
dengan produk mie sedap. Disarankan bahwa harga tersebut pun sangat
mempengaruhi dari nilai produk itu sendiri, jadi jangan harga murah rasapun
tidak begitu enak juga (itu jangan) lebih baik harga murah , rasa pas dan minat
konsumen pun banyak.karena perusaahaan yang seperti ini tidak begitu
mengandalkan keuntungan yang besar, melainkan banyaknya konsumen yang membeli
produk itu dengan selera masing masing.
2.2.3 Promotion (Promosi)
Promotion merupakan menggambarkan berbagai macam cara yang ditempuh perusahaan
dalam rangka menjual produk ke konsumen . Bauran promosi tersebut meliputi
berbagai metode, yaitu Iklan, Promosi Penjualan, Penjualan Tatap Muka dan
Hubungan Masyarakat.
Produk mie instan dengan merek Indomie dan Sedap harus bisa mempromosikan
barangnya kepada konsumen , Banyak cara untuk bisa menjual produknya itu
keberbagai sumber dengan cara memasarkan ke iklan – iklan, promosi dan lain
sebagainya. Cara pembelian produk dengan system buy five get one itu juga sudah
bisa menari konsumen untuk melakukan pembelian tersebut.jadi penjual harus
berusaha sekeras mungkin untuk dapat memasarkan produknya .
2.2.4 Saluran Distribusi (Place)
Place merupakan keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses terhadap jasa
bagi para pelanggan. Tempat dimana produk tersedia dalam sejumlah saluran
distribusi dan outlet yang memungkinkan konsumen dapat dengan mudah memperoleh
suatu produk.
Produk dari kedua diatas harus tahu mana tempat yang bisa digunakan untuk
menjual produknya tersebut , mencari tempat yang letaknya strategis dan
mempermudah akses penjualan sangat penting dilakukan. Tetapi biasanya produk
kedua mie instan tersebut sering kita lihat dijual diberbagai supermarket
kesayangan kita. Jadi kalau memang kurang cukup untuk menjual produknya , ya
diharapkan untuk membuka atau mencari tempat lain dan yang bisa dikunjungi oleh
para konsumen untuk membeli produknya.
2.3 Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian adalah bagaimana seorang konsumen memutuskan untuk
mendapatkan produknya sesuai dengan harapan yang diinginkan .pastinya pembeli
tahu mana rasa, kemasan, produk yang menarik dari kedua jenis produk tersebut
yang sesuai dengan selera konsumen.maka dari itu kedua produk mie tersebut
harus bisa menarik minat konsumen agar keputusan pembelian jatuh pada produk
yang diinginkan penjual mie tersebut.
Produk, harga , promosi, dan distribusi sangat berpengaruh terhadap keputusan
pembelian, karena konsumen selalu melihat produk tersebut dari keempat bauran
tersebut. Jika salah satu kurang diminati konsumen, maka produk tersebut tidak
akan dipilih oleh konsumen, jadi produsen harus sangat teliti untuk membuat
produk tersebut agar dapat diminati konsumen.
2.4 Penelitian sebelumnya
no peneliti variabel hasil
1 Dyah kurniati 2009 Produk, harga, promosi, distribusi dengan keputusan
pembelian Produk, harga yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian .
2 google
2.5 Kerangka Pemikiran
Hipotesis
Ada pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian produk mie instan,
dimulai dari jenis produknya, harga, kemasan , dan kualitasnya. Produsen
sekarang haru lebih gesit lagi untuk dapat mengembangkan produknya, agar
produsen lain tidak bisa menyusul kegiatan yang kita lakukan untuk memasarkan
produk yang kita buat.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian yang dipilih dalam penelitian ini adalah para konsumen mi
instan merek Indomie dan sedap yang ada disekitar masyarakat sekitar dengan
permasalahan yang dihadapi.
3.2 Populasi dan Sampel
3.2.1 Populasi
Populasi merupakan kumpulan individu atau obyek yang memiliki kualitas serta
ciri-ciri yang telah ditetapkan. Berdasarkan kualitas dan ciri-ciri tersebut,
populasi dapat diartikan sebagai kumpulan elemen yang dapat digunakan untuk
membuat beberapa kesimpulan. Populasi pada penelitian ini adalah konsumen mi
instan merek Indomie dan sedap. Jumlah populasi sangat banyak dan tidak
diketahui secara angka pasti. keseluruhan dari produk produk mie instan yang
akan dijual kepasaran dengan menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang
diteliti serta hubungannya antara satu variable dengan variabel lainnya atau
dengan kata lain melihat hubungan antara variable bebas (sikap terhadap iklan
dan brand awareness) terhadap variabel tergantung yaitu sikap terhadap merek
dan minat beli ulang. Dengan demikian penelitian ini termasuk dalam penelitian
kausalitas. Menurut Ferdinand (2006) penelitian kausalitas adalah penelitian
yang ingin mencari penjelasan dalam bentuk hubungan sebab akibat (cause-effect)
antara beberapa konsep atau beberapa variabel yang dikembangkan. Penelitian
kausalitas diarahkan untuk menggambarkan adanya hubungan sebab akibat antara
beberapa situasi yang digambarkan dalam variabel dan atas dasar itulah ditarik
sebuah kesimpulan umum.
3.2.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang memiliki karakteristik yang
relatif sama dan dianggap dapat mewakili populasi (Sugiyono, 1999). Teknik
pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive
sampling, dimana peneliti memilih sampel berdasarkan penilaian terhadap
beberapa karakteristik anggota sampel yang disesuaikan dengan maksud penelitian
(Kuncoro, 2003). Responden haruslah orang yang benar-benar mengerti dan
memahami mi instan merek Indomie dan sedap. Oleh karena itu konsumen yang
dijadikan responden dalam penelitian ini adalah konsumen yang mengkonsumsi mi
instan merek Indomie dan sedap yang sudah pernah mengkonsumsi Indomie minimal
satu kali. Untuk memperoleh responden dilakukan dengan menanyakan terlebih
dahulu kepada konsumen, apabila sanggup atau cocok dijadikan sampel maka
kepadanya akan diberikan kuesioner. Dengan pertimbangan bahwa konsumen mi
instan merek Indomie dan sedap tersebar baik di pusat kota maupun
kecamatan-kecamatan yang mempunyai jumlah penduduk yang padat.
Menurut Hair dkk (2006) besarnya sampel bila terlalu besar akan menyulitkan
untuk mendapat model yang cocok, dan disarankan ukuran sampel yang sesuai
antara 100-200 responden agar dapat digunakan estimasi interpretasi dengan SEM.
Untuk itu jumlah sampel akan ditentukan berdasarkan hasil perhitungan sampel
minimum. Penentuan jumlah sampel minimum untuk SEM menurut Hair dkk (2006)
adalah:
(Jumlah indikator + jumlah variabel laten) x (estimated parameter) Berdasarkan
pedoman tersebut, maka jumlah sampel minimum untuk penelitian ini adalah:
Sampel minimal = (15 + 4) x 6 = 114 responden
3.3 Tekhnik Pengumpulan Data
Data primer yaitu data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber
asli (tidak melalui sumber perantara) dan data dikumpulkan secara khusus untuk
menjawab pertanyaan penelitian yang sesuai dengan keinginan peneliti
(Indriantoro & Supomo, 1999). Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
kuesioner dengan pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner yang meliputi
variabel-variabel sikap terhadap iklan, brand awareness, sikap terhadap merek,
dan minat beli ulang.
Indriantoro & Supomo (1999) menyatakan bahwa data sekunder adalah data yang
merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung
melalui perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder
umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam
arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan tidak dipublikasikan. Data
sekunder dalam penelitian ini adalah berupa data brand awareness konsumen mi
instan dan company profile dari PT. Indofood Indonesia.
3.4 Alat Analisa Data
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan 2 macam angket yaitu:
1. Angket dengan pertanyaan terbuka, yaitu angket yang terdiri atas pertanyaan
yang digunakan untuk mendapatkan informasi, saran dan masukan dari responden.
2. Angket dengan pertanyaan tertutup, yaitu angket yang digunakan untuk
mendapatkan data tentang sikap terhadap iklan, brand awareness, sikap terhadap
merek, dan minat beli ulang.
Kuisioner digunakan sebagai alat bantu dalam pengumpulan data yang diatur
sedemikian rupa dengan menggunakan formulir yang sudah disusunsebelumnya.
Pertanyaan dalam angket tertutup menggunakan skala Numerical.
Penelitian dengan menggunakan Numerical scale 1-10 dengan alasan-alasan sebagai
berikut (Husein, 1999) :
1. Untuk mendapatkan data yang bersifat universal
2. Beberapa buku teks menganjurkan agar data pada kategori “netral” tidak
dipakai dalam analisis selama responden tidak memberikan alasannya.
3. Untuk menghindari kategori tidak tahu. Dalam skala numerikal, angka 1
menunjukkan bahwa responden memberikan tanggapan yang sangat tidak setuju
terhadap pertanyaan yang diajukan, sedangkan angka 10 menunjukkan sangat setuju
untuk mendapatkan data yang bersifat interval dan diberi skor atau nilai
sebagai berikut:
Sangat tidak setuju Sangat setuju
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Karakteristik responden melalui jenis kelamin :
Jenis kelamin jumlah persentase
Laki – laki 52 45.61
Perempuan 62 54.39
Total responden 114 100
Sumber: Data primer, diolah, 2009
Berdasarkan Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 114 responden yang terbanyak
adalah responden yang berjenis kelamin perempuan yaitu sebesar 54,39 persen
sedangkan jenis kelamin laki-laki adalah 45,61 persen. Hal ini menunjukkan
bahwa sebagian besar konsumen yang memilih untuk membeli mi instan adalah
perempuan.
Bab IV
Hasil dan Pembahasan
Penelitian ini mencoba untuk menganalisis variabel-variabel yang berkaitan
dengan sikap terhadap merek. Variabel yang mendukung penelitian ini diambil
dari beberapa jurnal yaitu: Spears dan Singh (2004), Biehal et al. (1992), Teng
et al. (2007), dan Peyrot dan Van Doren (1994). Model penelitian tersebut
menunjukkan adanya 4 (empat) hipotesis. Hipotesis-hipotesis lain adalah
(hipotesis 1) sikap terhadap iklan berpengaruh positif terhadap sikap terhadap
merek, (hipotesis 2) sikap terhadap iklan berpengaruh positif terhadap brand
awareness, (hipotesis 3) brand awareness berpengaruh positif sikap terhadap
merek, dan (hipotesis 4) sikap terhadap merek berpengaruh positif terhadap minat
beli ulang.
Hasil penelitian diharapkan dapat menjawab rumusan masalah dalam penelitian
ini yaitu apa faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan sikap terhadap merek
terhadap minat beli ulang? Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini
dilakukan dengan cara metode purposive sampling. Cara ini diambil dengan teknik
pengambilan sampel dengan berdasarkan pertimbangan tertentu,
dimana sampel dipilih dengan syarat-syarat yang dipandang memiliki ciri-ciri
esensial yang relevan dengan penelitian. Jumlah responden yang ditentukan
sebagai sampel dalam penelitian ini adalah 114 konsumen. Teknik analisis yang
dipakai untuk menginterpretasikan dan menganalisis data dalam penelitian ini
adalah dengan teknik Structural Equation Model (SEM) dari software AMOS 16.
Proses analisis yang dilakukan terhadap data penelitian yang diperoleh dari 114
responden. Hasil analisis data tersebut akan menjelaskan hubungan kausalitas
antara variabel yang sedang dikembangkan dalam model penelitian ini. Model yang
diajukan dapat diterima setelah asumsi-asumsi telah terpenuhi yaitu normalitas
dan Standardized Residual Covariance < 1,96. Sementara nilai Determinat of
Covariance Matrixnya 848,017. Setelah dilakukan penelitian, yang menguji
keempat hipotesis yang dilakukan, maka diambil kesimpulan atas
hipotesis-hipotesis tersebut.
BAB V
Kesimpulan
Kesimpulan atas masalah penelitian didasarkan atas temuan permasalahan
penelitian yang teridentifikasi dan tersusun pada Bab 1. Dimana tujuan dari
penelitian ini adalah mencari jawaban atas rumusan masalah yang diajukan dalam
penelitian ini yaitu bagaimana meningkatkan sikap terhadap merek dan
implikasinya pada minat beli ulang?. Dari hasil penelitian telah menjawab
masalah penelitian tersebut yang signifikan menghasilkan proses dasar yang
mempengaruhi dan dipengaruhi sikap terhadap merek. Sikap terhadap merek dapat
dicapai melalui sikap terhadap iklan dan brand awareness, yang pada akhirnya
sikap terhadap merek tersebut dapat mendorong minat beli ulang. Berdasarkan
hasil penelitian diketahui bahwa untuk meningkatkan minat beli ulang antara
lain terdapat dua proses dasar, yaitu: untuk membangun minat beli ulang dapat
dilakukan melalui peningkatan sikap terhadap iklan Indomie, dimana sikap
terhadap merek Indomie
dapat dicapai dengan peningkatan sikap terhadap iklan yang tinggi. Semakin
tinggi memiliki sikap terhadap iklan yang ada maka akan semakin tinggi sikap
terhadap mereknya, dan semakin tinggi sikap terhadap merek akan semakin membangun
minat beli ulang.
Dyah Kurniawati NIM C4A007042PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMENPROGRAM PASCA
SARJANA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2009Digital Collections
/jiunkpe/s1/masa/2009/jiunkpe-ns-s1-2009-36403082-12588-indomie-chapter1.pdf
(g00gle)
kicky yunila
Analisis :
Penelitian ini mencoba untuk menganalisis variabel-variabel
yang berkaitan dengan sikap terhadap merek. Variabel yang mendukung penelitian
ini diambil dari beberapa jurnal yaitu: Spears dan Singh (2004), Biehal et al.
(1992), Teng et al. (2007), dan Peyrot dan Van Doren (1994). Model penelitian
tersebut menunjukkan adanya 4 (empat) hipotesis. Hipotesis-hipotesis lain
adalah (hipotesis 1) sikap terhadap iklan berpengaruh positif terhadap sikap
terhadap merek, (hipotesis 2) sikap terhadap iklan berpengaruh positif terhadap
brand awareness, (hipotesis 3) brand awareness berpengaruh positif sikap
terhadap merek, dan (hipotesis 4) sikap terhadap merek berpengaruh positif
terhadap minat beli ulang.
Dari hasil penelitian telah menjawab masalah
penelitian tersebut yang signifikan menghasilkan proses dasar yang mempengaruhi
dan dipengaruhi sikap terhadap merek. Sikap terhadap merek dapat dicapai
melalui sikap terhadap iklan dan brand awareness, yang pada akhirnya sikap
terhadap merek tersebut dapat mendorong minat beli ulang. Berdasarkan hasil
penelitian diketahui bahwa untuk meningkatkan minat beli ulang antara lain
terdapat dua proses dasar, yaitu: untuk membangun minat beli ulang dapat
dilakukan melalui peningkatan sikap terhadap iklan Indomie, dimana sikap
terhadap merek Indomie